Makin menyesal tak ikuti seminar SDM TDA…

Sunday, November 25, 2007


Beberapa minggu ke belakang, saya disibukkan dengan tugas akhir mata kuliah HRM (Human Resources Management) dan Marketing Management yang cukup menyita waktu. Untuk 2 mata kuliah ini, kita diminta untuk meneliti 2 perusahaan yang berbeda dan memberikan analisa dan rekomendasi terkait dengan aspek Human Resource dan Marketingnya.

Yah…aspek menyenangkannya…sebuah variasi bagi saya setelah di pekerjaan sehari-hari kebanyakan hanya bersentuhan dengan aspek teknikal di kantor, sementara untuk tempat saya belajar bisnis, yaitu di Rumah Video, saya dan teman-teman lebih banyak mengandalkan insting dan manajemen sederhana. Secara bergaya, saya dan teman-teman sekelompok menyebut diri kami konsultan, hanya saja kali ini tanpa bayaran..:)

Selain itu, hal lain yang menyenangkan adalah perusahaan yang kami teliti sebetulnya perusahaan yang masih mempunyai hubungan dengan teman sekelompok saya. Satu teman adalah direkturnya, sementara satu teman lagi adalah marketing manager dan sekaligus salah satu pemiliknya..Jadi, untuk mendapatkan data perusahaan bukanlah sesuatu yang sulit…Yah, iri juga seh sebetulnya melihat ada teman sebaya saya yang sudah sesukses itu…eh, tapi iri yang positif lhoo..

Untuk aspek Human Resource, perusahaan yang kami teliti adalah sebuah klinik kesehatan di bilangan Condet, yang pelanggan utamanya ialah calon-calon TKI. Klinik yang baru saja berganti kepemilikan ini saat ini sedang berupaya untuk membenahi internal perusahaannya, terutama dari sisi SDM. Sang teman sendiri sebetulnya juga memiliki kepentingan ketika mengajukan klinik ini sebagai obyek penelitian, karena dia mengharapkan sekaligus juga ada inputan dari kelompok kami akan kondisi di sana. Nah, setelah kurang lebih 3 minggu meneliti, kami akhirnya mengeluarkan beberapa rekomendasi terkait dengan job design, perombakan struktur perusahaan, sistem appraisal, sistem training dan sistem safetynya..Yah, hitungannya memang masih konsultan amatiran sih, tapi lumayan senang juga ketika mengetahui bahwa rekomendasi kami nantinya akan coba diterapkan di sana.

Yah, sebetulnya untuk aspek HRM ini kami masih merasa kurang di dalam memberikan analisa yang lebih komprehensif. Salah satu contohnya, kami belum sempat mengutak-atik gambaran besarnya, yaitu visi dan misi dari perusahaan. Hal ini sempat dikritik oleh salah satu teman kami ketika presentasi di kelas, dimana Ia mengatakan bahwa seharusnya untuk membenahi sistem yang ada kami beranjak dahulu dari aspek globalnya yaitu visi dan misi, dan baru setelah itu mengurusi detailnya. Sementara kami beranjak dari target jangka pendek perusahaan untuk minimal mempertahankan market yang ada terlebih dahulu. Argumentasi kami, perusahaan ini baru berganti kepemilikan dan fokus utamanya saat ini ialah mempertahankan level performa yang ada terlebih dahulu dan membenahi sistem internal perusahaan, termasuk SDM.

Tanggapan dari Pak Dosen, sebuah perusahaan tidak harus memiliki visi misi yang paling ideal di awal berdirinya, akan tetapi target minimal yang harus ia lakukan adalah bagaimana membentuk tim untuk mencapai tingkat sales minimal terlebih dahulu, baru kemudian bertahap membenahi sistem operasionalnya untuk mengikuti sales yang semakin meningkat, pengembangan SDMnya, keuangannya, sistem2 lainnya, termasuk membenahi visi dan misi. Visi dan misi bisa mengikuti di dalam perjalanan perusahaan. Dari sini, jadi teringat dengan salah satu statement dalam bukunya Jim Collins, Good to Great, bahwa mendapatkan SDM yang tepat dan tim yang hebat haruslah didahulukan sebelum formulasi visi, misi dan strategi perusahaan. Pertama siapa, baru kemudian apa…Jadi ingat juga bahwa ketika Lou Gertsner pertama kali membenahi IBM, ia berkata bahwa strategi adalah hal terakhir yang akan Ia pikirkan di sana. Fokus yang pertama darinya ialah SDM…Hasilnya IBM sukses melakukan salah satu turnaround yang terbaik dalam sejarah..

Wah, mendengar itu jadi merasa semakin menyesal tidak bisa mengikuti seminar SDM yang diadakan TDA Sabtu lalu. Apalagi, sebelumnya saya sempat mengajukan diri menjadi volunteer untuk acara itu. Yah, apa daya tugas-tugas di atas sudah mendekati deadline dan kelompok masih harus berkumpul untuk menyatukan pandangan..Akhirnya, kembali harus ada yang dikorbankan deh…

To Pak Hasan Basri, Pak Sam, Bu Sylvia, Pak Adang, Pak Tatang dan semua volunteer yang lain....mohon dimaafkan yah atas ketidakoptimalan saya kemarin….

Note : Sharing tentang marketingnya menyusul yah, soalnya memang masih under construction…

Tentang kebosanan…


Setiap manusia pasti pernah merasakan kebosanan, bosan dengan pekerjaan sehari-harinya, bosan dengan rutinitasnya, bosan dengan kemacetan yang tidak pernah hilang dari Jakarta, dan lain sebagainya..Yah, saya tahu semua pernah merasakannya. Dan saya pun harus mengakui saya masih sering mengalami itu..

Yah, dahulu ketika saya memutuskan untuk pindah dari Siemens ke Ericsson, salah satu alasannya adalah saya mulai merasa jenuh dengan pekerjaan di tempat yang lama (selain alasan yang lain tentunya). Salah satu alasan saya untuk sekolah lagi ialah saya sempat merasa sedikit bosan dengan aktivitas harian saya yang seakan menjadi rutinitas saja. Salah satu alasan saya untuk belajar berbisnis adalah saya mulai merasa pekerjaan saya sehari-hari yang sangat teknikal membutuhkan variasi. Dan bahkan mungkin salah satu alasan saya join dengan TDA adalah saya bosan setiap harinya browsing berita-berita yang nadanya negatif dan tidak solutif.

Bosan yang di atas memang manusiawi. Variasi adalah salah satu obat untuk menyembuhkan kebosanan. Nah, tapi bagaimana bila yang terjadi ialah kita mengalami kebosanan di dalam melakukan hal yang positif? Atau kita mengalami kebosanan ketika kita mencoba berjalan meraih mimpi kita? Atau malah kebosanan ada saat kita melakukan ibadah...Wah, memang harus hati-hati tuh kalau begitu...

Yah, beberapa hari ke belakang mendapatkan inputan-inputan berharga yang mungkin berhubungan. Inputan pertama, saya dapat dari blognya Pak Iim, yang mengatakan ”tulislah mimpi kita di atas batu karang, dan tuliskan strategi untuk mencapainya di hamparan pasir”. Maksudnya, mimpi kita adalah sesuatu yang seharusnya tidak mudah berubah karena ia berfungsi sebagai pendorong bagi kita dalam melakukan sesuatu. Sementara strategi adalah sesuatu yang fleksibel, yang setiap saatnya bisa kita variasikan untuk menghindari kebosanan dan mendapatkan jalan terbaik..

Mimpi apapun yang kita miliki, kita harus mampu untuk mengikatnya dan menjadi pendorong bagi kita untuk keluar dari kebosanan kita. Atau, kalau dalam istilahnya novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro, ”Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini, di depan kening kamu...jangan menempel. Biarkan dia menggantung mengambang 5 cm di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.” Kalau masih terlalu abstrak, solusi menulis mimpi di tempat yang mudah terlihat oleh kita adalah solusi terbaik.

Nah, inputan yang kedua berasal dari pengajian rutinan yang saya ikuti sabtu lalu. Temanya ialah tentang futur, yang arti simplenya, melemah setelah semangat, tentu konteksnya semangat melakukan hal yang positif. Salah satu penyebabnya ialah tidak bersyukurnya kita di kala senang dan tidak bersabar di kala sedih.. Bicara tentang ini, sebetulnya ada satu kasus sedih yang sempat terjadi pada salah satu temannya teman yang sekarang usianya sudah berkepala tiga. Konon, doi di zaman SMU dan kuliah adalah sosok aktivis cemerlang, bintang kelas, raja podium yang sepertinya ke depannya akan menjadi orang yang sukses. Nah, singkatnya saja, teman terkaget-kaget ketika berjumpa lagi dengannya setelah belasan tahun, ternyata sang aktivis sekarang sudah menjelma menjadi seorang pecandu narkoba. Jauh sekali ternyata perubahan yang terjadi...Usut punya usut, ternyata problem yang terjadi berawal dari kekecewaan yang sangat ketika Ia tidak mampu menikahi gadis impiannya karena faktor orang tua.

Mungkin terkesan simplifikasi...tapi sumber kekecewaan buat setiap orang akan berbeda-beda. Ada yang terlampau sedih ketika ditimpa kematian sanak saudaranya, ada yang meratapi kegagalan bisnisnya dan tidak mampu bangkit lagi dari keterpurukan itu, dan macam-macam yang lain. Nah, makanya pengingatan untuk bersyukur di kala senang dan bersabar di kala sedih benar-benar tepat untuk mengobati kebosanan.

Bermimpi...mengikat mimpi....membuat variasi strategi...serta syukur dan sabar...memang mudah diucapkan tidak mudah diaplikasikan...tapi karena kita adalah hasil persangkaan kita..mengapa tidak mencoba berpikir kita mampu mengaplikasikannya...semoga dengannya kita bisa dihindarkan dari kebosanan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang bernilai positif..:)

Before You Quit Your Job – 2nd Lesson


” Belajar cara mengubah nasib buruk menjadi nasib baik.”

Sebuah kutipan menarik dikemukakan oleh Robert Kiyosaki dalam ulasannya yang kedua.

PEKERJAAN ENTREPRENEUR ADALAH MEMBUAT KESALAHAN. PEKERJAAN KARYAWAN ADALAH TIDAK MEMBUAT KESALAHAN.

Walau demikian, di sini juga ditawarkan pemikiran yang lebih diplomatis.
SEORANG ENTREPRENEUR TIDAK BISA DAN TIDAK AKAN BERKECIL HATI KARENA TAKUT MEMBUAT KESALAHAN. Dia tidak akan membiarkan rasa takutnya untuk membuat kesalahan menjadi penghalang.

Di sini dijelaskan, bahwa mencoba hal baru, terutama yang tidak suka dilakukan oleh orang lain, adalah bagian dari esensi menjadi seorang entrepreneur. Karena entrepreneur cenderung menapaki jalan yang tidak dilewati, kemungkinan salah langkah akan menjadi lebih besar. Seorang entrepreneur biasanya sama sekali tidak memandang hal itu sebagai sebuah kesalahan, karena semata merupakan eksperimen, sebuah resiko yang sudah dipertimbangkan.

Sekitar 90% dari orang yang ingin menjadi entrepreneur tidak melakukan langkah pertama. Rencana dan analisis sudah dibuat sebelumnya, akan tetapi penyakit takut gagal kemudian menjadi penghalang yang paling utama. Padahal, sebetulnya mustahil untuk menjadi entrepreneur tanpa memulai sebuah usaha. Ia ibarat mustahil belajar menaiki sepeda tanpa sepeda.

“Alasan utama untuk memulai bisnis adalah memiliki bisnis untuk berlatih.”

Secara umum, point pelajaran kali ini sangat menekankan pada aspek ACTION. Sebagaimana sering kita dengar bersama, knowledge only is not yet a power, but Applied Knowledge is Power, maka Knowledge tanpa action belum akan menjadi faktor perubah. Seorang entrepreneur bukanlah seorang yang takut akan kegagalan, bahkan mereka menyadari bahwa semakin cepat dan sering mereka gagal, maka mereka akan semakin dekat dengan kesuksesan.

Di akhir cerita, untuk bisa sukses, seorang entrepreneur baru perlu berkomitmen untuk menjalani langkah-langkah berikut secepat mungkin.
1. Memulai bisnis
2. Gagal dan belajar
3. Mencari mentor
4. Gagal dan belajar
5. Mengikuti sejumlah pelajaran
6. Terus gagal dan belajar
7. Berhenti saat sukses
8. Merayakannya
9. Menghitung uang, kemenangan, dan kekalahan
10. Mengulangi proses itu.

Semoga bermanfaat.

Salam Hangat,

Budi Setiawan
”Rumah Video”

Aku kecelakaan parah….


Ahh…akhirnya setelah 20 harian lebih, saya coba untuk menulis lagi di blog ini…benar memang kata orang…lama berhenti mengerjakan sesuatu, akhirnya akan membuat seseorang semakin malas untuk mengerjakannya lagi…Utk awalan, karena dah lama ga nulis, sedikit intermezzo ringan aja dulu yah…

Selasa lalu jam 11.30 WIB…sedang asyik diskusi dengan drivetester di meja kerja…
Hpku mendadak berbunyi….
Home…asal panggilan
Dan terdengar suara bapakku..
“Halo…ini siapa?“

Well, pertanyaan yang aneh, mengingat itu adalah Hpku.
Kontan dibalas, “Yah, ini Wawan Pah..siapa lagi?”

”Wawan…lho kamu ga napa2?” makin bingung...

Setengah jam sebelumnya ….
Rumah.
Sebuah percakapan telepon.
“Halo, Bapak, saya petugas dari RSPP. Saya ingin memberitahukan kalau anak Bapak, Budi Setiawan, sekarang sedang berada di ruang UGD I karena kecelakaan.”

“Apaa??”

“Untuk lebih jelasnya Bapak bisa menghubungi Dr. Lampri Hidayat di nomor 081584641539.”

Kali ini Bapak mengambil kendali telepon. Tombol ditekan. Hening sesaat....

“Halo dengan Dr. Lampri Hidayat, saya ingin bertanya tentang anak saya, Budi Setiawan.”

“Oh iya, anak Bapak sekarang sedang luka parah. Kami sedang berusaha untuk menolongnya. Hanya saja, saat ini kami kekurangan alat medis xxx. Bila Bapak bisa membantu, Bapak bisa menghubungi Dr Abdul Gani di Apotek Mitra Mandiri, dengan nomor (021) 32057634 untuk ketersediaan alatnya.”

Kembali tombol telepon ditekan.

”Halo dengan Dr. Abdul Gani, saya ingin menanyakan soal ketersediaan alat medis xxx.”

”Oh, ada Pak. Untuk saat ini alatnya bisa ditebus dengan harga Rp 4 juta.”

”Apa? Wah Pak kebetulan saat ini saya tidak memegang uang cash. Kalau begitu saya harus tanya ke istri saya dulu. Nanti saya kabarin lagi.”

”Pak..tunggu...”

Tut..tut..tut....

Akhirnya Bapakku mencoba menelpon nomor teleponku. Nomor pribadiku memang sempat mati saat itu karena kehabisan baterai. Untung saja nomor HP kantorku masih hidup.
Yah, akhirnya ketauan juga kalau itu hanyalah salah satu modus penipuan yang saat ini ada di Jakarta.

Paling tidak sebetulnya ada beberapa hal yang menarik di sini.

Pertama, yang menarik adalah darimana sang penipu mengetahui data pribadiku, yaitu nomor telepon pribadiku. Bahkan, kemungkinan dia pun juga sudah mengetahui nomor HP pribadiku. Kata beberapa teman, biasanya sebelum sang penipu menelpon ke rumah, dia akan berusaha untuk mengecek dahulu ke nomor HP untuk mengecek apakah HP aktif atau tidak. Bila aktif, dia akan berusaha untuk menelpon dahulu ke Hpku dan dengan mengaku sebagai pegawai telekomunikasi meminta aku untuk mematikan Hpku terlebih dahulu. Ini dilakukan agar anggota keluarga tidak bisa menghubungi dan akhirnya menjadi panik karenanya. Pada saat itu, memang Hpku sempat mati. Akan tetapi, untung saja masih ada HP kantor.

Kedua, yang namanya upaya mencari nafkah sekarang sudah menjadi semakin kreatif. Menariknya, sebenarnya tidak ada yang salah dengan menjadi kreatif. Kreativitas sangat diperlukan untuk bisa survive dalam hidup. Buat seorang pebisnis, Ia akan bisa dijadikan sebagai senjata andalan. Hanya saja, kreativitas tetap mempunyai rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar. Dan menggunakan kreativitas untuk menipu orang lain bukanlah jalan untuk menghidupi keluarga.

Ketiga, yah positifnya aku jadi tetap merasa disayang oleh keluargaku, terutama Bapakku. Kecemasannya yang tampak ketika dia menelponku, Insya Allah akan menjadi sebuah penyemangat bagiku untuk bisa menjadi sosok yang dibanggakan olehnya...semoga ya Allah..

Terakhir, please don’t try this at home....Ini bukan sharing trik nipu orang lho…

Sehat, To be or not to be

Sunday, November 04, 2007


Selasa kemarin, saya bersama beberapa teman-teman kantor menjalani medical check up rutin di RS Siloam, Karawaci. Terakhir kali saya melakukan medical check up ialah saat saya sedang menjalani tes masuk di kantor saya sekarang ini, sekitar 1 tahun dan 6 bulan yang lalu. Total, ini adalah medical check up saya yang ketiga. Hanya saja, bila hanya dihitung medical check up yang dilakukan di masa ketika saya menjadi karyawan, maka ini merupakan check up saya yang pertama. Dan memang harus diakui, medical yang dilakukan pun juga lebih komplit dari check up saat fase penerimaan.

Contohnya, bila saat penerimaan tidak ada jadwal konsultasi dengan dokter spesialis, maka ketika medical kali ini, juga dilakukan konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan THT. Lalu, sebagai pendukung data untuk dokter jantung, dilakukanlah yang namanya treadmill. Bila ada yang belum tahu treadmill, wah kemane aja ente…hehe…intinya kita berjalan cepat dan berlari di mesin yang otomatis terus berputar. Kecepatan mesin akan terus bertambah setiap 3 menit sekali, terakhir setelah 9 menit, mesin akan berputar cepat sehingga mau tidak mau kita harus berlari untuk mengimbanginya.

Oke, cukup pendahuluannya. Sekarang cerita agak detail yah.

Perjalanan kemarin dimulai dari kantor di Wisma Pondok Indah. Total personel yang berangkat ada saya, Pelindra, Fahmi, Mas Bimbi, Sandi, Adi, dan Pak Taufik. Kita berangkat sekitar jam 7 dan untuk menghindari macet di jalan panjang (gara2 busway neh) maka kita memilih memutar lewat tol BSD dan terus melewati jalan perumahan hingga tembus lagi di tol Tangerang. Sampai di Rumah sakit sekitar jam 8-an, kita dipersilahkan untuk menunggu di Guest Room dan mengganti pakaian kita (pakaiannya seperti yang terlihat di foto yah).

Kemudian kita mulai dipanggil secara bergantian. Saya termasuk orang yang dipanggil duluan. Tes yang pertama dilakukan ialah tes standar. Kita diukur tinggi dan berat badannya, diukur tensinya dan diambil darahnya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian kita akan diukur denyut jantungnya dengan alat yang kalo ga salah namanya kardiograf. Yang pasti sekujur badan kita ditempeli dengan alat2 pengukur, yang total katanya ada sekitar 10 buah. Dari sana nantinya akan didapatkan grafik denyut jantung kita seperti apa.

Next, setelah menunggu lagi beberapa lama, tes dilanjutkan dengan konsultasi dengan dokter umum. Saya ditanya detail tentang riwayat kesehatan saya dan keluarga. Diperiksa mata, gigi, dicek lagi denyut nadinya. Standar gitu deh pokoknya. Dari sini ketauan deh oleh dokternya kalau salah satu gigi saya ada yang berlubang. Yah, tambalannya sedang copot seh. Untung saja dokternya tidak tahu kalau ibu saya adalah dokter gigi, wah bisa dicela abis-abisan saya...hehe..

Kemudian pemeriksaan dengan USG dilakukan untuk melihat fungsi alat2 dalam tubuh, seperti ginjal, dll. Yang lucu di pemeriksaan ini ialah perawatnya yang bolak-balik ngoceh, dan setiap ingin menanggapi, sang perawat dengan sigap selalu menyuruh tahan nafas dan hembuskan..hhh...
Kemudian test paru-paru dilakukan dengan menahan nafas dan menghembuskannya kencang-kencang di satu selang yang dihubungkan dengan alat pengukurnya. Karena kebetulan kompor di rumah sudah memakai elpiji, yah kontan saya agak kurang terbiasa ketika diminta untuk meniup. Akhirnya, harus diulangi dua kali deh testnya. Test berikutnya ialah test urine. Yang ini sih test biasa dan memang benar-benar sudah dipersiapkan sebelumnya dengan cara minum air banyak-banyak dan menahan untuk mengeluarkannya dari pagi.

Nah, sehabis test ini baru kemudian kita diperbolehkan untuk sarapan. Oh ya, saya lupa bilang kalau sebelum medical check up kita diminta untuk puasa dulu dari jam 10 malam. Kebayang khan gimana laparnya kita waktu itu. Saat sarapan itu, tercatat waktu menunjukkan pukul 10 lewatan.

Test selanjutnya ialah test pendengaran. Kita dimasukkan ke dalam satu bilik kecil dan kemudian kita diberikan earphone. Setiap kali ada suara yang terdengar, kita diminta untuk menekan tombol yang tersedia di sana. Yang membuat susah, semakin lama suara yang ada itu semakin kecil, sehingga nyaris tidak terdengar. Cuman sebetulnya seh test ini bisa disiasati. Perawat yang mengaktifkan suara ada di depan kita. Ketika ia ingin mengaktifkan suara, bisa dilihat dari tangannya yang bergerak. Jadi, tinggal diikuti saja, hehe..

Next step, yang paling melelahkan..Treadmill...Seperti yang saya bilang sebelumnya, testnya dibuat bertahap, setiap 3 menit kecepatan bertambah. Sebelum dimulai seluruh badan kita dipasangi lagi alat2 yang sama saat pemeriksaan jantung. Maksudnya untuk mengukur denyut jantung kita. Sebetulnya testnya asyik juga karena sekalian olahraga. Tetapi, jujur lama-lama bosan juga. Bolak-balik nanya jam sama sang perawat dan mungkin gara-gara itu treadmill saya distop di menit ke-10. Memang seh di awal dia sempat bilang 10 menitan. Tetapi, setelah test saya baru tahu kalo sebetulnya lama treadmill-nya itu tergantung dari denyut jantung kita. Kalau dirasa denyut jantung kita masih belum terlalu tinggi treadmill bisa dilanjutkan terus. Wah, sebetulnya seh saya masih kuat, tapi sudah keburu distop seh [hehe...ini seh pembelaan diri].

Langsung disambung dengan konsultasi dengan dokter jantung. Ditanya semua historikal penyakit lagi, kebiasaan-kebiasaan yang bisa menjadi penyebab penyempitan pembuluh darah atau istilah kerennya jantung koroner. Alhamdulillah, masih dianggap normal. Tetapi tetap diminta untuk rajin olahraga dan menurunkan sedikit berat badan [walopun dia bilang masih batas normal..tetep pembelaan diri].

Test selanjutnya ialah test rontgen. Hasilnya belum ketauan, yang pasti standar lah testnya. Terakhir, kita dipertemukan dengan dokter THT. Terus terang ini dokter yang paling seram di sana. Ibu-ibu, rambut merah dan memakai senter yang diikat di kepalanya. Gaya bicaranya tegas, bahkan perawat di sana pun sebelumnya kena semprot terlebih dahulu di kala persiapan dirasa kurang.

Yup, akhirnya semua test selesai. Kita makan siang, dan karena ada beberapa teman-teman yang masih belum selesai saya dan lainnya ngaso-ngaso dulu di ruang tunggu sambil menyetel TV. Karena acara yang tersedia siang-siang bolong begitu adalah acara gosip dan berita, jadilah kita bergosip2 ria, mulai dari masalah artis ampe masalah perabotan rumah tangga.

Sebetulnya jenis medical check up yang kita jalani belumlah jenis yang paling lengkap. Saya sempat membaca brosur penawaran di sana sekilas, paket yang kita jalani sebetulnya baru paket kedua, yaitu silver. Masih ada paket Gold, Platinum dan lain-lain yang lebih komplit dan yang pasti, mahal. Di paket silver ini hanya ada 2 dokter spesialis. Bila teman-teman ada yang tertarik untuk paket-paket lainnya, jumlah dokter spesialis dan jenis testnya semakin banyak. Ada dokter kulit, gigi hingga kelamin..

Moral storynya, paling tidak karena adanya medical check up ini kita kembali diingatkan akan pentingnya pola hidup sehat. Beberapa teman-teman yang merokok kebagian diceramahi panjang lebar oleh sang dokter di sana. Yup, semangat untuk memperbaiki diri soal kesehatan ini kembali berkobar. Bahkan kita sempat berikrar untuk ikut salah satu klub kesehatan yang lokasinya dekat kantor dan sekarang kebetulan menawarkan program promosi. Hmm..mantap bukan.

Akhirnya, pulanglah kita ke titik start kita dengan keinginan merubah diri. Melewati daerah Pondok Kusir, teman mengusulkan ada tempat roti dan mie Aceh yang enak di sana. Mampir ke sana, baru tahu kalau Roti Ceni khas Aceh itu dimakannya barengan dengan kaldu kambing...Wah kolesterol dan tekanan darah naek mendadak lagi neh...Pulang kantor jam 4an, rekan dari Rumah Video mengajak untuk ketemuan di Obonk Cilandak. Ada urusan penting katanya. Wah kontan menolak lah. Ga enak dengan dokter jantung kalau langsung secepat itu memanjakan perut ini. Tempat pun kontan diganti ke markas saja. Malamnya, sehabis ketemuan ini, teman kuliah mengajak untuk kerja kelompok di Plaza Senayan. Sempat nongkrong beberapa lama di salah satu kedai kopi di sana, karena kemalaman akhirnya kita harus pindah ke tempat lain yang tutup lebih malam. Akhirnya cuma bisa ketemu dengan restoran fast food 24 jam. Yah nasib, secepat itu harus ketemu dengan godaan. Untung saja, medical check up berikutnya masih 1 tahun lagi..

NOTE : Buat semua...tetep jaga kesehatan yah, ingat..Men Sana In Corpore Sano...di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat

Tentang Blog Ini

Thursday, November 01, 2007


Baru saja tadi mendapati bahwa ternyata pendaftaran untuk Halal Bihalal Komunitas TDA telah ditutup. Wah, sekali lagi saya terlambat untuk menghadiri sebuah acara yang ingin sekali saya hadiri ini.

Beberapa hari kebelakang memang jujur saya agak jarang mengakses milis. Ini karena kuliah saat ini sedang memasuki jadwal midtest sementara tugas-tugas pun sedang menumpuk. Untuk minggu ini saja total ada 2 presentasi yang harus dipersiapkan, presentasi untuk mata kuliah Marketing Management dan Human Resource Management (HRM). Sementara midtest dalam seminggu ini ada 2 mata kuliah yaitu HRM dan Corporate Finance. Ditambah lagi di pekerjaan kali ini kembali saya dioper lagi ke project yang baru, yaitu project NTS (Natrindo Telecommunication Sellular), setelah sebelumnya mengerjakan project Telkomsel Kalimantan. Bahkan setelah Lebaran saya baru sempat untuk mengunjungi lagi kantor kedua saya di Rumah Video kemarin sore.

Oke, penyesalan tetap tinggal penyesalan. Saya memang salah tempo hari dengan menunda-nunda konfirmasi keikutsertaan saya. Yah, semoga di lain waktu kesempatan silaturahmi masih diperkenankan.

Terus terang saya sebetulnya masih bingung dengan konsep blog ini. Saya tadinya berpikir kalau blog ini cukup dijadikan sebagai catatan pribadi saya sebagai pengingat akan perjalanan saya dan jadi penyemangat bagi saya pribadi di kala saya sedang ”down”. Tetapi, tidak dinyana Alhamdulillah via blog ini juga saya akhirnya berkesempatan untuk bersilaturahim dengan sahabat-sahabat yang kebanyakan di antaranya belum pernah saya temui sebelumnya. Dari sana timbul niatan dari saya untuk menjadikan juga blog ini sebagai sarana sharing dari saya, soal bisnis atau hal-hal lainnya yang saya pikir saya ingin ceritakan.

Akan tetapi, tetap saya harus akui bahwa saya saat ini bukanlah seorang yang tahu akan banyak hal, terutama tentang bisnis. Saya masih belajar, baik itu tentang bisnis, tentang kehidupan, tentang hakikat saya di dunia, tentang pekerjaan saya, dan lain sebagainya. Jadilah akhirnya saya tidak ingin mencukupkan blog ini pada tema-tema tertentu saja. Saya ingin bisa lebih bebas lagi mengekpresikan diri saya. Oleh sebab itu, bila Pak Roni mendeklarasikan blognya sebagai blog pergerakan, Pak Wuryanano menset blognya sebagai blog motivasi, Mas Ipul mendesign blognya sebagai blog Web related, maka saya hanya ingin menset blog ini sebagai blog pembelajaran, terutama dari saya pribadi. Saya ingin menjadikan blog ini sebagai sarana saya untuk belajar, belajar untuk menulis, belajar untuk berbisnis, belajar tentang bagaimana untuk selalu berpikir positif, belajar untuk mengungkapkan pendapat, belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain, belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi ke depannya, , dan mungkin, belajar untuk menjadikan diri saya sebagai seorang yang layak untuk kelak memimpin sebuah rumah tangga ke arah rumah tangga sakinah mawaddah warahmah...:D

Insya Allah, semoga Allah melancarkan jalan hamba-Nya ini untuk terus berusaha memperbaiki dirinya, tetap diberikan kesempatan untuk bersilaturahim dengan sahabat-sahabat yang terus memotivasi untuk memperbaiki diri.

Note : Terkait dengan masukan beberapa teman-teman, untuk Website Rumah Video, memang masih tergolong versi beta. Insya Allah, ini termasuk target kami untuk diperbaiki dalam 2 bulan ke depan, sekaligus perbaikan akan sistem pemasaran secara keseluruhan. Niat kami, 2008 akan dimulai dengan sistem pemasaran dan organisasi yang baru. Kami merencanakan beberapa perekrutan baru dan ada niatan untuk meluncurkan brand baru yang lebih menyasar ke kalangan konsumen, setelah sebelumnya hanya bermain di level corporate. Doakan saja semoga semuanya berjalan lancar.

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.