Balancing Your Life !! [Plan 2008]

Tuesday, December 25, 2007


Saya pernah mendengar, secara umum, manusia memiliki 3 potensi dasar dalam dirinya, potensi fikriyah, jasadiyah dan ruhiyah. Seorang yang seimbang dalam hidupnya, paling tidak seharusnya selalu berusaha untuk mengoptimalkan potensi-potensi dasar ini, sebelum nantinya beranjak ke potensi-potensi yang berkaitan dengan sosialisasinya di masyarakat.

Nah, teorinya memang mudah. Hanya saja, aplikasinya di lapangan selalu tidak segampang ucapan. Tulisan ini, sekedar meng-encourage saya untuk mencoba tawazun dalam menyeimbangkan kesemua potensi ini.

Terus terang saya harus akui, dalam perjalanannya unsur fikriyah saat ini terlalu mendominasi perjalanan hidup dalam setahun ke belakang. Dengan porsi waktu yang dalam sehari minimal 8 jam dihabiskan di kantor, kuliah sekitar 3 jam - belum bila ada lembur, tugas kelompok dan kerja tambahan di Rumah Video - hanya ada waktu sisa yang sedikit untuk aktivitas jasadiyah dan ruhiyah setiap harinya, terlebih bila harus dikurangi lagi dengan waktu yang dihabiskan di jalan dan waktu tidur.

Untuk jasadiyah, sebetulnya saya saat ini mencoba mensiasatinya dengan mencoba rutin bermain futsal dengan teman-teman kuliah dulu di UI Depok setiap sabtu. Hanya saja, aplikasinya kadang sabtu pagi terisi dengan acara lain sehingga yang terjadi adalah absen olahraga selama seminggu. Nah, menyambut 2008, saya bertekad untuk memperbaiki tingkat kehadiran saya di sini.

Sebagai tambahan, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sepeda dan bertekad untuk bisa rutin minimal seminggu 2 kali menaikinya. Apalagi, kebetulan rumah terletak dekat dengan Kebun Binatang Ragunan, yang setiap paginya biasanya dibuka secara gratis untuk orang-orang yang ingin berolahraga di dalamnya. Yah, siapa tahu dalam perjalanannya, saya bisa jadi bagian dari komunitas B2W (Bike To Work), sekalian menghemat ongkos bensin. Lumayan bila kesampaian coz harga minyak dunia sekarang sudah melangit dan ikut berkontribusi untuk menghindari global warming (hehe…agak muluk yah).

Nah, untuk ruhiyah sebetulnya memang konotasinya luas. Ia tidak hanya terbatas pada aktivitas keagamaan semata, melainkan juga mencakup aktivitas-aktivitas refreshing atau refleksi yang bisa menyegarkan pikiran. Akan tetapi, karena hidup tidak hanya untuk dunia, bukankah lebih efektif bila kita bisa memanfaatkan momen keagamaan sebagai ajang refreshing kita.

Terkait dengan ini, aktivitas yang saya coba untuk rutin jalani adalah pengajian rutin mingguan yang kebetulan sudah saya ikuti dari zaman SMU. Yah, lumayan menyegarkan sebagai pelarian sesaat dari aktivitas duniawi yang melelahkan. Lagipula, selain mengaji, banyak pencerahan-pencerahan yang muncul di dalam aktivitas ini. Terlebih, teman-teman 1 kelompok kebetulan berasal dari beragam profesi, mulai dari PNS hingga wirausahawan, juga berasal dari bermacam background pendidikan, beberapa juga lulusan S2.

Selain itu, aktivitas yang saya coba untuk persering lakukan adalah memperbanyak refreshing keluar Jakarta. Alhamdulillah, beberapa minggu ke belakang saya mencoba mengisinya dengan bepergian, mulai dari Bandung, Sadang hingga Sukabumi. Cukup menyenangkan dan menyegarkan melihat suasana alam lain di luar Jakarta yang sudah terlalu sumpek.

Nah, untuk 2008 saya pikir tetap banyak hal yang harus saya perbaiki dari sisi ini. Aktivitas mengisi ruhiyah haruslah tetap menjadi agenda harian, dan bukan hanya menjadi agenda mingguan. Saya memang sudah mencobanya, hanya saja tetaplah sangat sulit untuk bisa konsisten setiap harinya.

Sekedar tambahan untuk tulisan ini, saya sekarang mulai berpikir sepertinya aktivitas saya menulis di blog ini bisa jadi salah satu sarana saya untuk menyegarkan pikiran saya. Banyak ide baru yang baru muncul ketika menulis di sini, dan tentunya banyak refleksi yang dihasilkan di sini. Yah, tentunya semoga ini bisa menjadi salah satu wahana saya untuk bisa menyeimbangkan hidup saya. Insya Allah tahun 2008 bisa lebih baik lagi. Amin.

Before You Quit Your Job – 3rd Lesson


Wah, lama juga tidak meneruskan postingan ini. Maklum, membacanya memang dicicil. Dan sekali lagi, agar tidak lupa, dicobalah menuliskan ringkasannya di blog ini. Untuk postingan sebelumnya, bisa dilihat di sini.
Before You Quit Your Job – 1rst Lesson
Before You Quit Your Job – 2nd Lesson

Pelajaran ketiga di buku ini berbunyi Mengetahui Perbedaan Pekerjaan dan Tugas Anda.

Sepintas terlihat keduanya tidak berbeda. Hanya saja, di sini dijelaskan bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang karenanya kita memperoleh bayaran. Sementara itu, tugas adalah apa-apa yang harus dilakukan untuk menyiapkan diri menghadapi pekerjaan. Seseorang dibayar untuk sebuah pekerjaan, akan tetapi kita tidak dibayar untuk mengerjakan tugas kita.

Baik profesional maupun entrepreneur semestinya tidak hanya terpaku pada mengerjakan pekerjaan yang darinya ia akan mendapatkan bayaran. Kompetensi dirinya haruslah selalu dijaga dan terus ditingkatkan, dengan cara mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Seorang engineer contohnya harus terus berusaha mengupdate dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan teknikal terbaru, sehingga dia tidak tertinggal dari rekan-rekannya yang lain. Seorang atlet mungkin tidak akan langsung menghasilkan uang dengan berlatih, akan tetapi tanpa berlatih ia tidak akan mampu memenangkan kompetisi yang dengannya ia akan mendapatkan uang.

Dari sisi entrepreneur, dijelaskan ada beberapa hal yang harus dipelajari dalam berbisnis. Kelima tugas itu disebut segitiga B-I, dengan point2 sebagai berikut.
1. Produk
2. Hukum
3. Sistem
4. Komunikasi
5. Arus kas.
Kesemua hal di atas sangat ideal apabila kita bisa menguasai semuanya sendiri. Hanya saja, bila tidak perlu diperhatikan agar kita bisa membentuk tim yang bisa saling membackup dalam hal-hal di atas.

Masa-masa bekerja dengan orang lain haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin untuk ikut mempelajari hal-hal di atas. Seperti kata Rich Dad, ”Bekerjalah untuk belajar, bukan untuk menghasilkan uang”. Seorang Tung Desem Waringin ketika masih bekerja di BCA bahkan sengaja memanfaatkan waktu cutinya untuk mempelajari bagian lain yang ada di perusahaannya, ketimbang duduk diam beristirahat.

Intinya, bila kita masih bekerja dengan orang lain, tetap berikan yang terbaik, dan selalu mencari nilai tambah dengan mempelajari hal-hal lain di luar pekerjaan kita, terlepas dari apakah nantinya kita akan mendirikan usaha sendiri atau tidak.

Salam,

Budi Setiawan

Tertunda ke Singapura



Akhirnya result dari NUS University datang juga. Sebagaimana yang saya ceritakan dalam postingan saya sebelumnya, Menjajal ”Community Marketing”, saya dan beberapa teman-teman kuliah mencoba mengikuti Kompetisi Business Plan yang diselenggarakan oleh NUS University Singapore menyambut ulang tahunnya. Setelah menyerahkan Executive Summary tanggal 9 Desember kemarin, maka yang dapat kami lakukan kemudian hanyalah menunggu dan berdoa, sembari berharap kami bisa mendapatkan kesempatan untuk melaju ke babak selanjutnya.

Hanya saja, hasil akhir memang masih belum berpihak kepada kami. Kami tidak lolos ke babak selanjutnya. Berarti, impian kami untuk maju ke Singapura pun akhirnya harus tertunda. Yup, tertunda dan bukan gagal. Berikut petikan email dari NUS University.

Dear Team

Thank you, once again, for participating in Cerebration 2008. This year, the competition saw participation from close to 1,700 students from Business Schools in 6 continents. The Executive Summaries submitted have been judged by a panel of 25 professors from different faculties. The identities of the participating schools were concealed to ensure an unbiased judging process. The entries were of extremely high quality and only the top 54 entries (Top 18 for each Case Study) have been selected to move on to Round 2.

Unfortunately, your team has not been selected for Round 2.
We appreciate your participation and hope to work with your school on other events in the future.

As feedback, here are some of the comments the judges had on some of the executive summaries (This is not specific to the entry submitted by your team):

"Too many teams tend to write a "generic" report, which could be applicable to any firm. E.g., these are the ones where the crux of the argument is "expand into country X because the economy is booming". Such reports don't say why the ideas are a good thing for the focal firm specifically, and so add little value."

"Surprisingly, many teams had submissions that were poorly formatted, with more than a few spelling errors, etc. This is a consultant report, and a competitive event at that – such mistakes must be avoided at all costs! "

"Many reports give facts, facts, and more facts. The research effort is appreciated, but so what? The reader needs to see the team's conclusions, supported by a summary of the analysis. Facts, if they are really needed, belong in the appendices."


Best Regards,

Team Cerebration

Pembantaian Massal ala Rumah Video

Monday, December 24, 2007

Jumat, 21 Desember 2007.

Hanya ingin sharing beberapa foto-foto ketika Rumah Video menyelenggarakan kurban di kantor kami. Alhamdulillah tahun ini kami diberikan kesempatan berkurban. Semoga tradisi ini bisa terus kami lakukan untuk Idul Adha mendatang, dengan tentunya kurban yang semakin meningkat, baik kualitas maupun kuantitas, sejalan dengan rejeki yang terus meningkat. Amin.

Dirut RV Taufik Hannas bergaya dengan saudara kembarnya hehe


Sepasang sejoli asyik memadu kasih


nyang punya blog en Pa' RT asyik ngulitin kambing


Epilog nyate bersama personil RV

Selamat Idul Adha 1428 H

Kamis, 20 Desember 2007.

Alhamdulillah, kita masuk juga ke hari Ied kita, Idul Adha. Walaupun masih ada perbedaan di hari-H-nya, jangan sampai ini merusak ukhuwah kita semua.

Di hari yang suci ini, ijinkan saya untuk mengucapkan Selamat Idul Adha 1428 H. Semoga semangat berkurban di hari ini bisa kita aplikasikan dalam kehidupan setelahnya untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.

Selamat Datang Operator Baru



Selasa, 18 Desember 2007.

Dua hari terakhir rasanya menjadi hari-hari yang sangat melelahkan. Jika orang lain mungkin saat ini sudah bersiap-siap untuk menyambut Lebaran Haji, dengan memulai petualangan mencari kambing atau sapi, maka saya dan beberapa teman-teman masih harus standby untuk menyiapkan Uji Laik Operasi (ULO) untuk operator telko baru, NTS (Natrindo Telekomunikasi Selular). Di hari pertama, bahkan kami masih harus melakukan drivetest berputar-putar di area Jakarta hingga jam 2 pagi.

Yup, operator baru. Setelah Telkomsel, Indosat, Excelcomindo, dan Hutchinson (3-Three) berperang di pasar GSM, dan Telkom (Flexi), Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), Indosat (StarOne), Sampoerna (Ceria), dan Sinar Mas (Smart), berperang di pasar CDMA, maka muncul satu lagi penantang baru yang bermain di jalur GSM. Operator ini nantinya yang akan ikut mencoba meraih kue pelanggan telekomunikasi yang sekarang sudah mencapai angka 80jutaan pelanggan di GSM serta 12 jutaan di CDMA, dengan potensi target market yang berkisar 200 jutaan penduduk Indonesia.

NTS sebetulnya telah lama mendapatkan lisensi untuk mengadakan jaringan telco. Awalnya mereka mendapatkan lisensi untuk 3G, sekitar 2005, malahan mereka mendapatkannya sebelum operator besar seperti Telkomsel, Indosat dan XL, memiliki lisensi 3G ini. Hanya saja, dalam implementasinya mereka jauh tertinggal dengan operator-operator kakap tersebut. Jika operator-operator lain sudah mulai menyelenggarakan layanan 3Gnya, termasuk Hutchinson yang mendapatkan lisensi barengan dengan NTS, maka NTS hingga saat ini masih ketinggalan. Kesulitan-kesulitan itulah yang mungkin mengakibatkan sahamnya sempat berpindah tangan dari Lippo Telecom ke Maxis Malaysia dan kini dioper lagi ke Saudi Telecom.

Inilah yang membuat saat ini NTS seperti kejar tayang. Setelah sempat agak vakum sekian lama, pembangunan site baru mulai dikebut, dan plan-nya peluncuran produk akan dimulai di awal 2008. ULO adalah syarat bagi setiap operator untuk memulai layanan telekomunikasinya. Event ini diwajibkan diadakan untuk setiap provinsi dan nantinya operator akan dinilai layak atau tidak untuk memulai layanan telkonya oleh Dirjen Postel.

Oke sedikit flashback hari-H. Hari pertama, yaitu Senin (17/12) sebetulnya belumlah hari-H. Hari itu kami diminta untuk standby di sekitar Citra Graha, markasnya NTS, sementara pihak NTS sendiri sedang mengadakan miting akhir persiapan dengan Dirjen Postel. Yah, akhirnya memang benar kata orang kalau menunggu itu memang aktivitas yang paling membosankan. Apalagi kami tidak memiliki kepastian sampai kapan kami harus menunggu.

Akhirnya untuk membunuh waktu, mulailah kami berpetualang ke kantor-kantor sekitar, mengunjungi teman-teman kami di sana. Total ada 3 kantor yang kami kunjungi, Adacell, UC, dan Commserv. Kebetulan semuanya bergerak di bidang telekomunikasi. Adacell dan UC adalah subcontractor untuk planning dan optim, sementara commserv bergerak di bidang layanan training dan consulting. Lucu juga sebetulnya melihat kami petantang petenteng mengunjungi kantor-kantor itu tanpa plan yang jelas. Yah, tapi namanya silaturahim. Lagipula, siapa tahu ada tawaran menarik, hehe.

Sorenya sekitar jam 4, kami dikabari untuk bertemu dengan perwakilan NTS. Wah, sepertinya miting mereka sudah selesai. Langsunglah kami meluncur ke sana. Kami pikir di sana kami nantinya akan hanya menerima briefing akhir. Mengingat secara umum, sebetulnya persiapan ULO sudah fix. Rute ULO sudah dipastikan sudah OK.

Nah, apa nyana ketika sampai di sana ternyata malah kabar yang kami terima ialah Postel minta rute dirubah total. Wah, pusing juga neh, mengingat persiapan yang sudah mati-matian kami lakukan di rute sebelumnya. Lagipula, kami tidak bisa memastikan bahwa rute yang baru yang jauh lebih panjang, tanpa masalah sama sekali. Akhirnya, miting lagi hingga jam 9 malam. Diputuskan rute tetap berubah dan plan antisipasi segera disiapkan. Dimulai dari drivetest malamnya untuk memastikan bahwa tidak ada masalah lagi di rute tersebut.

Setelah menyelesaikan persiapan di kantor NTS, akhirnya kami berangkat drivetest jam 11 malam. Total saat itu kami drivetest hingga jam 1.30 pagi. Masih ketemu beberapa masalah. Sampai di rumah coba sedikit mengutak-atik network sedikit. Tidur. Dan Bismillah....ULO dimulai Selasa jam 10 pagi.

Alhamdulillah di hari-H ULOnya sendiri masih bisa berjalan normal. Pesan moralnya, selalu siap dengan perubahan-perubahan di detik terakhir. Blomberg yang sekarang jadi salah satu raja media dunia, di project perdananya untuk Merril Lunch&Co, masih harus mengutak-atik programnya di taxi menjelang presentasi akhir project dengan customernya.

Di luar itu semua, saat ini memang lebih baik kita mengucapkan selamat datang ke calon operator baru, NTS dengan shareholder utamanya Saudi Telecom, yang akan bergabung dengan barisan Telkomsel dan Indosat dengan Temasek Singapore di belakangnya, XL dengan Telecom Malaysia dan Etisalat (Emirates Telecommunication) di belakangnya, serta Hutchinson yang perusahaan Inggris, untuk bersama-sama memperebutkan kue telekomunikasi di negara tercinta kita, Indonesia.

Petualangan di Citarik


Sabtu, 15 Desember 2007.

Citarik menjadi pembuka untuk liburan panjang kali ini. Sebenarnya belum liburan 100% sih, mengingat baru kuliah yang diliburkan, sementara kantor baru akan mulai libur di tanggal 20 Desember 2007, di saat Idul Adha. Yah, menyenangkan untuk ditulis.

Petualangan dimulai jam 7 pagi, saat saya dan teman-teman berkumpul untuk berangkat bersama dari kampus. Yah, namanya orang Indonesia, bukan jam karet namanya kalo kita berangkat tepat waktu. Akhirnya, kita baru berangkat ke Sukabumi jam 8.30. Sampai di Sukabumi jam 11, akhirnya kami memulai arung jeram jam 12.

Citarik sudah lama menjadi tempat favorit untuk melakukan aktivitas arung jeram. Di Citarik sendiri, saat ini ada 3 operator untuk arung jeram, yaitu Selaras dengan Kaki Langit-nya, Arus Liar dan Caldera. Sebelumnya sempat ada lebih dari 5 operator, hanya saja seleksi alam yang membuat mereka berguguran. Dari 3 operator itu, baru Selaras yang saat ini menjadi customer dari Rumah Video. Insya Allah, ke depannya kami akan masuk ke 2 operator yang lain. Amin.

Saya pribadi sudah 2 kali melakukan arus jeram. Bila sebelumnya dengan Selaras, maka kemarin kami mencoba layanan dari Caldera. Mirip dengan Selaras, paket yang ditawarkan juga standar, paket 4km, 9 km dan 16-an km. Bila sebelumnya saya mencoba paket 4km, maka kemarin kami mencoba paket 9km dari Kaldera. Total waktu yang akan kami tempuh diprediksi sekitar 2 jam.

Setiap perahu isinya 5-6 orang, dengan 1 orang pemandu. Saya bergabung dengan geng Ragunan, bersama Andri, Dian dan Bowon. Sebelum dimulai, sang pemandu menjelaskan asal kata Citarik, yang ternyata artinya ialah Sungai yang deras. Dan saat ini, karena musim hujan, maka arusnya terbilang normal, alias DERAS. Hmm...nice. Tapi, mari kita mulai dengan Bismillah.

Petualangan dimulai. Setelah melewati perjalanan awal yang tenang, mulailah kita memasuki jeram-jeram yang seru. Oh iya di sini setiap jeram mempunyai nama masing-masing. Dan biasanya ia dinamai sesuai dengan orang yang pernah menemui masalah di sini. Secara bercanda, kami menyebut semoga saja jeramnya kelak tidak dinamai dengan nama jeram Prasmul.

Bolak balik terpental ke sana kemari karena arus, kami tetap mampu bertahan hingga garis finish. Untungnya, personil di perahu kami termasuk jarang yang tercebur di tengah jalan. Yah, dibilang jarang karena salah satu personil, yang kebetulan perempuan sendiri, setelah bolak balik terpental ke sana kemari di perahu akhirnya tercebur di kali sebanyak 2 kali. Untung saja, sang pemandu tergolong sosok yang tanggap dan care sehingga tidak ada kejadian berbahaya yang terjadi.

Yah, akhirnya kita selamat sampai di tujuan. Thanks to semua personel Caldera yang sudah mencoba memberikan pelayanan yang maksimal dalam arung jeram kali ini. Secara kualitas layanan, saya akui ia tergolong bersaing dengan Selaras. Ke depannya memang, untuk bisa bertahan di bisnis ini, pelayanan dan safety adalah kata kuncinya. Tapi, untuk saat ini cukuplah saya mengatakan nice to have this experience...:)

A memorable 2007, a challenging 2008

Tuesday, December 18, 2007



Tak terasa hanya dalam hitungan beberapa hari lagi tahun 2007 akan segera berakhir. Istilah akuntansinya, tutup buku. Momen-momen seperti ini sebetulnya paling enak mengasingkan diri ke suatu tempat, mencoba berkontemplasi, melakukan refleksi akan 2007 dan membuat perencanaan dan resolusi untuk tahun ke depan. Yah, itu yang saya ingin niatkan untuk dilakukan dalam sisa Desember kali ini.

Memang seh ada beberapa hutang yang masih harus diselesaikan sebelum 2008. Rumah Video saat ini sedang memasuki fase menentukan terkait dengan rencana strategi marketing baru di tahun 2008 nanti, yang plan-nya bakal lumayan menyedot capital, paling tidak untuk ukuran kami yang masih berusaha menjadi besar. Otomatis memang, sepertinya belum bisa santai terlebih dahulu.
Berita bagusnya, kuliah trimester ini sudah berakhir. Sementara itu, akan ada libur beberapa hari untuk Idul Adha, Natal dan Tahun Baru. Sehingga bila dimanage dengan baik, tetap ada kesempatan untuk mempersiapkan tahun yang baru.

Yah, tulisan sederhana ini hanya sekedar pemanasan saja. Yang pasti, 2007 adalah tahun yang patut saya syukuri. Di tahun ini, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah saya di Prasetiya Mulya, Alhamdulillah dengan biaya sendiri dan tidak merepotkan orangtua. Efeknya, saya banyak bertemu dengan teman-teman baru, yang berasal dari berbagai background dengan karakter yang bervariasi. Sebuah variasi setelah sekian lama saya seperti ”terkungkung” di dunia ke-Teknik-an (mmm..I’m not say this is bad, but I definetely need something new). Terus terang, dengan sistem pengajarannya yang lebih banyak menekankan diskusi kelompok, saya mendapatkan nuansa diskusi yang lebih intens di antara sesama mahasiswa, baik itu terkait dengan masalah perkuliahan hingga masalah pribadi. Dan, saya harus akui banyak inputan yang saya terima dari teman-teman terkait dengan pribadi saya. Otomatis, kelemahan-kelemahan ini nantinya akan menjadi salah satu bahan refleksi saya untuk bisa diperbaiki ke depannya.

Di tahun ini pula, Alhamdulillah sebuah kenikmatan ketika saya diberikan kesempatan untuk mendapatkan nuansa persaudaraan dari sebuah komunitas yang bernama Tangan Di Atas. Untuk teman-teman yang belum mengetahui, komunitas ini terdiri dari pengusaha-pengusaha luar biasa dan juga orang-orang hebat yang sedang belajar menjadi pengusaha, yang memiliki filosofi dasar, tangan di atas (memberi) lebih baik daripada tangan di bawah (menerima). Sebetulnya saya sudah ikut komunitas ini sejak akhir 2006, hasil rekomendasi dari teman kuliah saya, Mario Hendracia. Bahkan di tahun itu, saya sempat intens meminta masukan tentang kemungkinan mendirikan bisnis apotik dengan beberapa anggotanya. Banyak masukan berharga yang saya dapatkan dari sini, terutama yang paling saya hargai ialah dari Pak Imansyah Sutrisno, yang beberapa kali dengan sukarela menjawab pertanyaan-pertanyaan saya yang tergolong awam. Hanya saja, dengan beberapa pertimbangan saya akhirnya harus menunda keinginan saya untuk memasuki bisnis itu.

Walaupun sudah join di komunitas ini sejak 2006, bisa dikatakan baru di 2007 saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan-kegiatannya secara offline. Memang baru sedikit kegiatan yang saya ikuti di sini. Saya mencatat baru 3 kali sepanjang 2007, yaitu seminar Luck Factor-nya Ahmad Faiz Zainuddin, seminar Quantum Ikhlas-nya Erbe Sentanu, dan seminar property-nya James Sastrowardoyo. Akan tetapi, walau sedikit, acara-acara inilah yang memotivasi saya untuk tetap bersemangat dalam meraih mimpi-mimpi saya ke depan.

Tahun 2007 ini pula bisa dikatakan saya memulai untuk mengisi blog ini lebih konsisten. Sebenarnya blog ini sudah mulai dibuat tahun 2006. Hanya saja, bisa dikatakan blog ini belum ”hidup” di tahun itu. Banyak alasan yang mendasarinya, alasan yang paling utama adalah saya masih belum merasa cukup layak untuk sharing via blog ini. Akan tetapi, kekonsistenan Pak Roni, founder dan komandan TDA, untuk memotivasi anggota-anggotanya untuk membuat blog akhirnya membuat saya memberanikan diri untuk mulai mengisi blog ini lebih konsisten. Tujuan saya di awal, paling tidak blog ini akan menjadi semacam pengingatan pribadi untuk diri saya untuk selalu berpikir positif, sekaligus menjadi seperti kotak memory bagi saya untuk tidak begitu saja melupakan momen-momen yang terjadi dalam hidup saya.

Alhamdulillah, dalam perjalanannya, blog ini malah bisa menjadi ajang silaturahim saya dengan teman-teman, baik dari TDA maupun dari yang lain. Untuk hal ini, saya harus berterima kasih dengan teman-teman seperti Mas Ipul, yang sudah mendesign TDA blogroll sehingga memudahkan untuk blogwalking ke teman-teman TDA. Juga, Pak Ramli, yang sudah membuat kumpulan foto-foto anggota TDA sehingga paling tidak saya bisa mengetahui wajah-wajah teman-teman TDA. Selain itu, saya harus menyampaikan apresiasi yang besar kepada rekan-rekan TDA yang lebih senior, yang sudah menyempatkan diri untuk berkunjung terlebih dahulu di blog ini, padahal seharusnya saya yang lebih junior yang melakukan kunjungan awal. Tercatat sesepuh2 TDA, seperti Pak Wuryanano, Pak Asep Triono, Pak Roni, Pak Iim dan lain-lain yang tak dapat saya sebutkan semuanya, dengan sukarela memberikan support dan semangat secara pribadi melalui blog ini.

Walaupun menulis di blog ini sekarang sudah menjadi sebuah kenikmatan tersendiri, tetap saja aktivitas favorit saya adalah melakukan blogwalking, terutama ke blog teman-teman TDA. Dengan aktivitas ini, walaupun saya tidak bertemu secara langsung, saya dapat merasakan semangat dan inspirasi yang membuat saya merasa malu untuk mudah menyerah ketika bertemu dengan masalah.

Semangat dan inspirasi ini pulalah yang membuat saya memberanikan diri untuk mulai terjun langsung ke dunia bisnis di tahun 2007 ini. Special thanks dedicated to my friends, Mario Hendracia, yang terus-menerus meng-encourage saya untuk take action segera dan senantiasa menemani dalam acara-acara TDA. Juga untuk senior saya di kampus, Teguh Atmajaya, atau saya biasa memanggilnya Bang Azmi, yang menyarankan saya untuk membuat deadline kapan saya sudah harus mulai terjun ke dalam bisnis. Dan terutama, untuk semua komunitas TDA, yang selalu menekankan akan urgensi sebuah action.

Memang akhirnya bisnis yang saya pilih untuk dimasuki bukanlah bisnis yang harus dimulai dari awal lagi. Rumah Video sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun sebelum saya memutuskan untuk bergabung di dalamnya. Bisnis ini sudah mampu berjalan stabil selama periode itu, telah mampu menghasilkan cashflow yang positif, telah mempunyai loyal customer, hanya saja saat ini membutuhkan penyegaran untuk bisa melangkah maju ke fase selanjutnya. Akhirnya sejak saat itu, tim baru terbentuk dengan komposisi terdiri dari Taufik Hannas, Acep Hidayat dan saya sendiri.

Pilihan ini terus terang memiliki konsekuensi bahwa saya tidak ikut merasakan romantika mendirikan usaha ini dari awal. Akan tetapi, business is business, prinsip saya ialah show me the money. Ada peluang yang terlihat di bisnis ini, dan untuk itu saya memutuskan untuk terjun di dalamnya. Insya Allah, apabila ke depannya ada peluang menarik untuk mendirikan usaha baru dari awal - seperti yang dulu pernah saya coba sebentar dengan teman saya selepas kuliah - saya akan mencobanya. Akan tetapi, untuk saat ini, aktualisasi saya untuk berbisnis akan total saya salurkan di Rumah Video.

Untuk aktivitas saya sebagai engineer telekomunikasi, berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun ini saya diberikan kesempatan oleh Ericsson untuk menjajal 4 project sekaligus secara bergantian, mulai dari Indosat 2G Jabotabek, Telkomsel 3G Padang, Telkomsel 2G Kalimantan hingga sekarang NTS 2G Jabotabek. Pengalaman bertemu dengan customer yang berbeda, rekan tim yang berbeda dan juga teknologi yang berbeda, paling tidak membuat saya bisa mengenali dunia telekomunikasi ini lebih dalam. Sejauh ini, saya masih menikmati kesempatan untuk berkontribusi lebih jauh di dunia ini dan masih mengimpikan untuk mampu menyatukan antara dunia ini dan dunia bisnis.

Selain dari semua pengalaman di atas, 2007 juga menyajikan berbagai macam pengalaman hidup lain yang ikut membentuk hidup saya. Akan tetapi, untuk tidak membuatnya menjadi cerita yang berkepanjangan, saya harus akhiri postingan kali ini di sini. Beberapa orang lain yang berjasa terpaksa tidak sempat dituliskan di sini. Termasuk seseorang yang selalu mengingatkan untuk menjadi yang terbaik. Juga termasuk seseorang yang pernah dikecewakan dan menjadi alasan saya saat ini untuk tidak pernah lagi melakukan hal yang mengecewakan.

Apapun itu, saya harus akui 2007 sejauh ini telah menjadi tahun terbaik dalam hidup saya. Dan, saya tidak sabar untuk menanti 2008, tahun di mana saya bertekad untuk menjadikannya lebih baik lagi, tahun di mana saya bertekad untuk memperbaiki semua kesalahan dan kelemahan sepanjang 2007, tahun di mana saya ingin menjadikannya sebagai kenangan terindah dalam hidup saya.

A memorable 2007, a challenging 2008.

Mengikat Karyawan

Friday, December 14, 2007




Sekali lagi, hanya berusaha untuk menuliskan kembali apa yang saya pelajari di bangku kuliah. Sambil meraba-raba, seperti apa baiknya penerapannya di Rumah Video [Fik,Cep, kalau kalian membacanya juga, tolong sambil dipikirkan juga penerapannya yang pas yah...:) ]

Employee engangement, atau keterikatan karyawan, adalah sebuah tema yang mungkin tidak akan habis-habisnya dibahas. Sudah lazim kita temui, karyawan yang sudah lama bersama kita akhirnya harus meninggalkan kita. Yang menjadi masalah adalah manakala ternyata karyawan itu adalah seseorang yang selama ini telah menjadi andalan kita dan kita merasa bahwa ia nyaris tak tergantikan di sana. Well, tentunya selain kita harus terus mempersiapkan calon pengganti untuk setiap posisi, mungkin ada baiknya bila kita mengevaluasi sistem SDM yang ada di bisnis kita.

Secara umum, perusahaan dan karyawan memiliki fokus yang berbeda. Bila perusahaan mempunyai kepentingan profit, pertumbuhan, serta kepastian proses produksi, maka karyawan kepentingannya ialah kesejahteraan, diperlakukan secara fair, serta potensi pengembangan karir.
Memang, masih ada titik temu di antara keduanya. Kelangsungan usaha untuk pengusaha sebenarnya ialah juga peluang kerja bagi karyawan. Walau demikian, tetap saja di dalam praktiknya potensi konflik kepentingan antara keduanya tidak dapat dihindari.

Salah satu tools yang bisa digunakan untuk mengukur keterikatan karyawan adalah tools yang dikembangkan oleh Gallup. Tools ini terdiri dari 12 pertanyaan, dibuat setelah melalui 80.000 interview dengan manager di lebih dari 400 perusahaan. List pertanyaannya adalah sebagai berikut.

1. Do you know what is expected of you at work?
2. Do you have the materials and equipment you need to do your work right?
3. At work, do you have the opportunity to do what you do best every day?
4. In the last seven days, have you received recognition or praise for doing good work?
5. Does your supervisor, or someone at work, seem to care about you as a person?
6. Is there someone at work who encourages your development?
7. At work, do your opinions seem to count?
8. Does the mission/purpose of your company make you feel your job is important?
9. Are your associates (fellow employees) committed to doing quality work?
10.Do you have a best friend at work?
11.In the last six months, has someone at work talked to you about your progress?
12.In the last year, have you had opportunities at work to learn and grow?



Hmm…sekali lagi, penerapannya tidak akan sesimple penulisannya. Hanya saja, tetap tidak ada salahnya dicoba. Ikut berpikir dalam sudut pandang karyawan, bukankah itu salah satu dari karakteristik berpikir menang-menang, salah satu dari 7 habitsnya Stephen Covey.

Semoga bermanfaat.

Note : 1) Sebuah periode yang berat manakala karyawan memang sudah mulai hitung-hitungan. Ketika ia mengetahui profit yang dihasilkan oleh perusahaan dari sebuah event, maka ia akan selalu membandingkan dengan kompensasi yang didapat olehnya sebagai seorang karyawan. Saat itu, mungkin sudah saatnya untuk berbicara dari hati ke hati, menjelaskan bahwa perusahaan sedang dalam fase bertumbuh, dan ia akan tetap memiliki kesempatan untuk terus berkembang, manakala ia tetap mendukung perusahaan untuk melangkah.

2) Tetap optimis, dan selalu sebarkan aura positif untuk karyawan kita. Thanks atas sharingnya, Bang Azmi.

3) Ditulis di hari-H ujian HRM, dengan Gallup sebagai salah satu materinya….:)

Menjajal ”Community Marketing”

Saturday, December 01, 2007



Teman-teman…kali ini sekedar sharing problem saja yah...

Terus terang saat ini saya bersama beberapa teman sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi business plan yang diadakan oleh NUS (National University of Singapore) Business School. Niatnya memang hanya untuk mencari tambahan pengalaman saja. Toh, gratisan ini.

Nah, masalahnya adalah kasus yang ditawarkan jujur saja bukan merupakan bidang yang kami kuasai atau minati. Pilihan kasusnya ialah tentang bar yang menjual minuman keras, bisnis wellness (perawatan tubuh dan kesehatan yang terintegrasi) serta terakhir bisnis ikan hias ”Dragon Fish”. Kita diminta untuk membuat rencana strategi untuk pengembangan perusahaan-perusahaan Singapura ini di Indonesia. Yang pasti memang pilihan pertama sudah langsung dicoret dari pilihan kita, karena satu hal...haram bro. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya kami memutuskan untuk mencoba kasus bisnis wellness. Pertimbangan utamanya, bisnis ini sudah ada di Indonesia dan akses untuk mendapatkan sample datanya lebih mudah dibandingkan dengan ikan hias ”Dragon Fish” yang kami masih belum tahu bentuk dan keunggulannya dimana.

Bisnis wellness sendiri sebetulnya bisnis yang mencoba untuk mengintegrasikan antara perawatan tubuh dan kesehatan. Contoh layanan yang ditawarkan adalah jasa pelangsingan tubuh, perawatan kulit dan rambut, spa, pijat refleksi dan totok aura, fitness, perawatan kesehatan dengan menggunakan bahan-bahan alami, dan sebagainya. Bisnis ini tergolong prospektif, terutama di kalangan masyarakat perkotaan, yang sehari-harinya banyak berhadapan dengan pencemaran udara yang parah, junk food, stress dan keterbatasan waktu untuk berolahraga.

Nah, terus terang masalah belum berakhir setelah kami menentukan tema ini. Dengan jadwal yang ketat, dimana tanggal 9 Desember ini kami sudah harus menyerahkan Executive Summary, maka otomatis saat ini kami yang baru terbentuk kurang dari 1 mingguan harus mengejar waktu. Sempat brainstorming sebentar kemarin, saat ini saya hanya berusaha untuk menuliskannya kembali supaya tidak berceceran.

Konsep yang sempat mengemuka di dalam brainstorming adalah konsep community marketing. Konsep ini hitungannya memang bukan konsep baru, akan tetapi memang belum dikembangkan lebih lanjut dalam riset yang komprehensif di Indonesia. Bayangan kami, konsepnya akan mirip dengan amazon.com, yang di awal berdirinya merancang situsnya sebagai komunitas pencinta buku, dan bukannya para pembeli buku secara individual. Amazon memfasilitasi dan mendorong anggotanya untuk saling berinteraksi dan memberikan layanan pelanggan yang melibatkan secara penuh anggota komunitas. Para anggota komunitas Amazon dapat memilih buku yang mereka inginkan secara lebih mudah, mendiskusikan buku-buku yang baru terbit dengan menulis resensi dan memberikan rating, dan mendapatkan rekomendasi buku-buku lain dari anggota komunitas. Differensiasi berbasis komunitas yang menjadi diferensiasi utama Amazon.com adalah kunci keunggulannya dibandingkan kompetitornya.

Contoh di Indonesia sendiri, seperti yang tercantum di majalah SWA kemarin ialah komunitas B2W (Bike to Work), Communicator, Harley-Davidson, Jakarta Mio Club, Bango Mania, dan sebagainya. Bahkan untuk urusan bisnis pun, kita saat ini mendapati komunitas-komunitas seperti TDA (Tangan Di Atas) dan Bismart (Bisnis Smart). Rata-rata komunitas yang ada adalah komunitas yang independen dan bukan hasil bentukan dari suatu perusahaan. Fenomena ini salah satunya didorong oleh kemajuan teknologi informasi yang pesat, kian masifnya pemanfaatan internet dan ponsel yang kian cerdas, dan terus berkembangnya teknologi jaringan sosial, seperti friendster dan blog.

Hermawan Kartajaya bahkan menyebut fenomena komunitas ini sebagai channel yang terbaik dalam pemasaran di dunia yang semakin emosional dan interaktif, yang mengambil istilah-nya John Gray, Bumi yang menjadi seperti Venus, yang dianalogikan sebagai asal dari wanita. Komunitas bertindak satu sama lain atas dasar saling percaya, yang terbentuk karena adanya proses relasi yang intens dan panjang. Secara emosional memang penduduk Venus paling suka berinteraksi satu sama lain dan membentuk komunitas.

Nah, lalu apa kaitannya dengan bisnis wellness? Yang paling pertama, perawatan tubuh dan kesehatan seakan sudah menjadi fitrah dari penduduk Venus. Parameter sederhananya, coba saja hitung waktu yang dibutuhkan oleh wanita untuk berdandan bila dibandingkan dengan pria. Oleh karena itu pendekatan berbasis komunitas akan sangat cocok sekali dilakukan di sini. Bagaimana perusahaan nantinya meng-create komunitas yang mampu memfasilitasi diskusi antara member-nya terkait dengan perawatan tubuh dan kesehatan serta tema-tema kewanitaan lainnya, akan menjadi kunci sukses. Patut diingat bahwa sedapat mungkin komunitas nantinya tidak terjebak dengan tema pembahasan yang sempit pada perawatan tubuh dan kesehatan saja, akan tetapi bisa dikembangkan tema-tema lain sebagai variasi untuk meningkatkan hubungan emosional di antara member.

Kedua, komunitas nantinya akan sangat berguna apabila perusahaan ingin mengembangkan marketnya ke kalangan pria. Premis Hermawan, pria sudah semakin menjadi seperti wanita, bukan dalam hal orientasi seks atau kehilangan maskulinitas, akan tetapi pria yang semakin emosional. Pria yang semakin mampu mengekspresikan emosi dan perasaannya. Sedikit penggambaran, pria sebenarnya sangat sulit untuk merangkai kata-kata dan mengungkapkan perasaan. Selain itu, pria adalah sosok yang sulit untuk memecah konsentrasi dan ngobrol dengan beberapa orang sekaligus karena mereka perlu berkonsentrasi penuh. Akan tetapi, karena pria lebih banyak mengandalkan mata, teknologi internet mengakomodasi mereka untuk bisa menangkap banyak informasi sekaligus, tanpa kehilangan fokusnya serta untuk menggantikan fungsi kata-kata dengan tulisan atau gambar. Inilah yang membuat insting pria semakin terasah dan otomatis jiwa emosionalnya semakin berkembang. Keberadaan komunitas, bila digunakan secara tepat, akan mampu membuat pria melewati ”barrier psikologis”nya untuk saling berkomunikasi tentang masalah kesehatan dan juga kondisi tubuhnya.

Hanya saja, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dengan konsep ini.

Yang pertama, komunitas adalah sebuah entitas yang menjunjung nilai independensi. Perusahaan tidak bisa begitu saja mengkooptasi anggota komunitas sebagai konsumen loyal mereka. Benchmarking dan perbandingan akan selalu menjadi tema utama dari anggota komunitas sehingga perusahaan tidak bisa dengan vulgarnya mencap bahwa perusahaan mereka adalah yang terbaik bagi anggota komunitas. Ambil contoh, komunitas Honda Jazz yang acap kali merekomendasikan membernya satu sama lain untuk mengambil alternatif lain di luar bengkel resmi Honda. Oleh karena itu, kalaupun perusahaan mau mempromosikan dirinya, ia harus melakukannya dengan sangat halus. Contoh kasus, Polygon yang sering mensponsori acara-acara B2W (Bike To Work), hingga terakhir membuat sebuah merk khusus, B2W untuk produk sepedanya.

Yang kedua, penggunaan community marketing sebagai strategi marketing belumlah cukup. Kelemahan dari community marketing adalah karena mengandalkan WOM (Word Of Mouth) di kalangan anggotanya, maka pola penyebarannya benar-benar bergantung pada mobilitas dan militansi dari member-nya. Bila member yang ada hanya berasal dari kalangan tertentu saja yang jarang berinteraksi dengan kalangan lain, maka akan sulit diharapkan bahwa community marketing akan berhasil. Atau, kalau mengambil istilahnya Malcolm Gladwell, dalam bukunya Tipping Point, perlu ada tipe Connectors, Maven dan Salesmen untuk mengefektifkan WOM.
Makanya, selain community marketing perlu dipikirkan juga nantinya terkait strategi komunikasi marketing yang lain.

Selain masalah-masalah di atas, kami juga masih menghadapi masalah terkait seberapa prospektif sebetulnya pasar bisnis wellness di Indonesia, siapa saja pemain-pemain utamanya sekarang, seberapa besar market share mereka, seberapa besar tingkat brand awareness-nya sekarang dan hal-hal lain yang membutuhkan data mentah. Saat ini, kami masih bingung kemana mencari data mentahnya. Yah, mungkin ada di antara teman-teman yang sempat membaca blog ini yang bisa memberi saran kemana harus mencarinya. Mungkin ada link ke Dep. Industri atau AC Nielsen atau sebagainya....:)

Waduh, sepertinya menulisnya sudah kepanjangan. Mohon maaf karena masih belum terstrukturisasi dengan baik postingan ini. Maklum yang membuat masih belajar. Lagipula, memang maksud utamanya untuk mendokumentasi brainstorming yang berceceran agar bisa dimanfaatkan kembali suatu waktu. Jadinya, benar-benar seperti storm (badai) deh...

Saat di atas, dan saat di bawah


Hmm...kayaknya beberapa hari ini sering mendengarkan kata-kata, roda berputar, ada saatnya kita di atas dan ada saatnya kita di bawah. Sepertinya semua orang di sekitarku sedang menjadi agak-agak filosofis sekarang ini...hehe.. Yah, memang ada beberapa kejadian sih yang datangnya berturutan...

Yang pertama, mengenai posisi meja kerja di kantor. Setelah 1.5 tahunan menempati posisi strategis dimana posisi meja langsung ada di depan jendela besar yang menampilkan view Jakarta, akhirnya kemarin aku harus legowo untuk pindah ke posisi lain yang terus terang kondisinya berbeda dari sebelumnya. Bayangkan saja, kalau sebelumnya posisi kita ada di pojokan yang notabene leluasa untuk memantau (yah bahasa keren dari mengintip seh...) orang lain, saat ini posisi meja adalah di sebuah lorong yang setiap saat dilalui terus oleh orang-orang. Kalau sebelumnya, browsing dilakukan dengan sangat vulgar, nah sekarang kudu agak-agak direm dikitlah, ga enak kalau terlihat terlalu semangat menghambur-hamburkan bandwith kantor..:D..Nah, terus tentang view, yang pasti jendela sekarang sudah nan jauh di mato, sementara di depan mata saat ini yang ada ialah hamparan dinding kosong...

Yang kedua, baru saja kemarin bertemu dengan customer dari NTS untuk persiapan ULO (Uji Laik Operasi) jaringan untuk operator telekomunikasi baru milik Saudi Telecom ini di Jakarta. Nah, yang mengagetkan salah satu dari customer yang ada, ternyata sebelumnya adalah rekan subcontactor yang sebelumnya sempat bekerja bersama dalam satu area di project Indosat. Kalau sebelumnya di project Indosat, aku yang selalu meminta bantuan (bahasa diplomatisnya dari menyuruh seh...) nah sekarang posisinya dibalik. Sebelumnya aku adalah customer dia, yang otomatis berhak untuk meminta dia mengerjakan apa yang aku minta. Nah, sekarang gantian, dia saat ini yang akan dan berhak memintaku untuk mengerjakan sesuatu....:)

Yah, memang benar sih roda itu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Sudah bukan saatnya bicara senior dan junior, tetap lebih baik mencoba stay cool dan egaliter, dan sekarang saatnya untuk kembali bekerja...:D

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.