Selamat Idul Fitri 1429 H

Tuesday, September 30, 2008


Sahabat dan rekan-rekan tercinta,

30 hari sudah kita berpuasa
Tiba saatnya hari yang mulia

Di kesempatan yang indah ini, ijinkan saya mengucapkan

Taqabalallahu minna wa minkum
Shiyaa manaa wa shiyaa makum
Kullu 'am wa antum bikhoir

Semoga Allah menerima amalan kita di bulan Ramadhan

Minal Aidin wal Faidzin
Semoga kita termasuk orang yang kembali (fitrah) dan berbahagia

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
1 SYAWAL 1429 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Wassalam,

Budi Setiawan

Enjoy our new website

Thursday, September 25, 2008

Make it simple...itu yang menjadi tujuan dari tim website Rumah Video ktika diminta untuk merombak website tempat etalase kami itu...

Dan Alhamdulillah, di penghujung Ramadhan ini hasilnya...very straight to the point website, and cool frens....:)

Please enjoy our new website, http://rumahvideo.com

Menjelang perpisahan dengan sang kekasih


Sebuah renungan di akhir Ramadhan.....

By Abu Aisyah | September 23, 2008

Bismillahirahmaanir rahiim.

Kita ada di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebentar lagi bulan yang mulia ini mulai meninggalkan kita. Kekasih kita yang datang setahun sekali ini akan meninggalkan kita. Namun apa yang bisa kita dapatkan di bulan ini? Dan kita bisa melihat kemajuan yang sangat pesat di masjid-masjid yang ada di kampung, kota-kota dan desa-desa.

Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” [Q.S Al Baqarah: 183]

Sudahkah kita menjadi orang yang bertaqwa selepas bulan ini? Coba kita lihat lagi ketika di awal bulan ini, orang-orang bersemangat, namun kenapa di akhir-akhirnya hanya sedikit orang yang masih bersemangat? Jawabannya sangat mudah. Setiap manusia tidak memprioritaskan bulan ini. Allah adalah nomor dua bagi mereka. Padahal Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” [Q.S Adz Dzariyaat: 56 ]

Prioritas utama manusia adalah beribadah kepada Allah. Beribadah artinya mengabdi, menjadi hamba. Secara kasar menjadi budak Allah. Ibadah artinya melakukan apa-apa yang gunanya untuk mendekatkan diri kepada Allah yang diajarkan oleh lisan-lisan para nabi. Di dalam hal ini apa yang telah diajarkan oleh rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam. Sebab beliaulah yang diberikan amanah oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa untuk mengajarkan kepada seluruh umat manusia syari’at Islam.

Saudaraku sesama muslim yang aku muliakan. Sesungguhnya kita ini adalah manusia biasa. Kita bukanlah malaikat. Kita sering berbuat nista, kita sering berbuat salah, berbuat kemungkaran, berbuat maksiat, meremehkan ibadah, meremehkan Allah, tidak bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Kita ini adalah hamba yang dho’if. Hamba yang kurang segala-galanya. Kita adalah Al Faqir. Bahkan mungkin di dalam diri kita tersimpan perasaan nifaq (kemunafikan) yang tanpa kita sadari. Atau bahkan setiap ibadah yang kita lakukan justru mengarah kepada kesyirikan.

Apalah guna mengejar dunia sampai lupa diri, sedangkan nanti di akhirat kita tak mendapatkan surga secuil pun? Apalah guna mengejar gelar Sarjana, Profesor, Doktor, Alim Ulama, tapi kita tidak mendapatkan gelar Al Muttaqin? Apalah guna kita mengejar hidup abadi, namun kita tak bisa menghindar dari adzab Allah? Mari kita renungkan sejenak, langkah demi langkah yang kita lalui.
Allah berfirman:
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
artinya: “Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” [ Q.S Al Ashr]

Kali ini saya mengajak anda untuk menghisab diri. Melihat di dalam diri sendiri. Berapakah dosa-dosa yang ada di hati. Cobalah direnungi di saat kita bangun tidur, apakah yang pertama kali kita lakukan? Bersyukur atau tidak? Padahal tidur adalah sebuah nikmat. Coba kita renungi lagi ketika kita hendak tidur, apakah kita pernah bersyukur atas apa yang terjadi hari ini?

Ketika kita berdiri menghadap-Nya, melantunkan do’a-do’a dan ayat-ayat Allah. Apakah kita benar-benar merasa bahwa Allah-lah yang ada di hadapan kita? Ataukah hanya kekosongan semata? Pernahkah kita berpikir bahwa “saya sholat untuk Allah, karena Allah ada dihadapanku, sekalipun aku tidak bisa melihat Allah, tapi Allah bisa melihatku”. Pernahkah perasaan ihsan ini ada di dalam diri kita? Kalau dalam 1 bulan shalat di bulan ini kita sama sekali tak bisa menghadirkan Allah dalam shalat kita, maka apakah kita akan yakin bahwa sholat kita diterima oleh-Nya?
Sejenak kita lihat sikap kita terhadap saudara kita sesama muslim. Sudahkah kita meminta ma’af atas apa yang kita lakukan? Sudahkah kita meminta ma’af karena mungkin ada kesalahan kita yang menyakiti hatinya?

Coba kita lihat kaum dhuafa yang bekerja memunguti sampah setiap hari, lihatlah orang-orang yang menyemir sepatu untuk kebutuhan hidup mereka. Lihatlah anak-anak jalanan yang mencari rejeki dengan berjualan koran dan makanan kecil. Adakah kita bertanya di dalam hati, “apakah hari ini mereka telah makan?” Sesekali coba kita lihat di perkampungan kumuh. Kita lihat wajah-wajah mereka yang ceria sekalipun mereka kelaparan. Kita lihat wajah-wajah mereka yang ceria sekalipun bisa saja saat itu juga mereka digusur oleh Pemkot karena mereka dianggap merusak pemandangan.

Tidaklah kita melihat rahmat Allah ada diantara mereka? Dengan membantu mereka, meringankan beban mereka? Apakah hanya pada bulan Ramadhan saja kita ingat mereka? Lalu kemanakah 11 bulan yang lalu diri kita berada? Oh ya, diri kita berada di pasar, diri kita berada di rumah makan enak, diri kita memakai pakaian, diri kita tersenyum, sementara selama 11 bulan mereka menahan lapar, selama 11 bulan mereka menangis, selama 11 bulan mereka tidak berpakaian, apakah hanya di bulan Ramadhan saja kita ingat mereka?

Wahai saudaraku, aku ajak lagi melihat seorang anak yatim. Anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya. Ditinggal mati oleh sang ayah tercinta. Coba lihatlah diri anda yang mempunyai kedua orang tua! Apakah kedua orang tua anda, anda sia-siakan, ataukah anda hormati? Lihatlah lagi kepada wajah anak-anak yatim, sekalipun mereka tersenyum kepada kita, tapi sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam mereka merindukan ayah mereka, merindukan ibu mereka. Mereka ingin seperti kita, namun apakah kita bisa merasakan mereka? Pikirkan ketika mereka tidak bisa mendapatkan figur seorang ayah yang akan menjadi panutan dia, yang seharusnya mengajarkan ketegasan, yang seharusnya menuntun ia di dunia ini. Lihatlah juga ketika mereka tidak mempunyai seorang ibu, mereka kehilangan kasih sayang ibu yang seharusnya mereka dapatkan. Mereka iri melihat teman-teman mereka mempunyai ibu, bagaimana dengan diri kita? Apakah kita akan menyia-nyiakan orang-orang tua kita?

Pernahkah kita menghardik anak yatim? Sungguh orang yang menghardik anak yatim adalah orang yang benar-benar mendustakan agama. Allah berfirman:
أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
artinya:“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?Itulah orang yang menghardik anak yatim,” [Q.S Al Maa'uun: 1-2]

Kita melihat lagi dalam masalah bersedekah. Apakah hanya dalam bulan Ramadhan dan hari Jum’at saja kita ingat Allah dengan bersedekah? Apakah hanya dalam Ramadhan saja kita ingat berzakat? Padahal sedekah itu bisa menlindungi kita nanti di hari akhir, menjadi syafa’at kita. Apakah kita sudah aman dari adzab Allah di hari akhir dengan tidak mengeluarkan apa yang kita nafkahkan untuk Allah? Lihatlah diri kita, sehebat apa kita di dunia ini tanpa Allah? Apa prioritas kita di dunia ini?

Apakah kita hanya mengejar kehidupan dunia yang sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya? Lihatlah lagi ke dalam hati kita, apa yang dibutuhkan oleh jasad kita? Apa yang dibutuhkan oleh ruh kita? Kalau kita hanya memikirkan jasad saja maka kita salah, justru ruhlah yang membuat manusia itu mulia di mata Allah dan manusia. Ruh manusia itu harus diberikan siraman-siraman rohani, yaitu siraman-siraman yang bisa membersihkan jiwa, membersihkan hati, sehingga kebutuhan ruh tercukupi dan jasad kita akan lebih baik. Janganlah tertipu dengan kehidupan duniawi yang sementara. Dunia ini fana.

Tengok ke dalam diri, apakah kita takut mati? Coba ingatlah tentang maut! Kita mungkin takut mati karena belum siap terhadap amal-amal kita, namun siap atau tidak kita pasti mati. Karena itu apa yang kita persiapkan sebelum kita mati? Apakah kita mengira kita mati masih lama? Tidak ada yang tahu melainkan hanya Allah semata yang faham kapan kita mati. Lalu apakah kita tenang-tenang saja dalam hidup ini? Santai, leha-leha, sedangkan malaikat mau sudah siap untuk mengambil nyawa kita?

Inilah mungkin Ramadhan terakhir bagi kita, maka apakah sudah kita siapkan bagi kita untuk perjumpaan terakhir ini? Sudahkah kita berikan secara maksimal tenaga yang kita punya untuk beribadah kepada Allah khusus 10 hari terakhir ini? Para shahabat, lihatlah para shahabat ketika ingin berpisah dengan Ramadhan, mereka fokuskan pada saat terakhir-terakhir di bulan Ramadhan ini. Bahkan mereka takut amal-amal mereka tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa. Kalau orang-orang seperti para shahabat yang dekat dengan rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam saja takut amal mereka tidak diterima, lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah melebihi para shahabat?

Sesungguhnya banyak kemaksiatan yang kita lakukan, namun kita berbohong kepada diri sendiri dengan mengatakan “sesungguhnya ini adalah dosa kecil”. Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu dalam sebuah atsar berkata, “Orang yang beriman itu ketika ia melakukan dosa kecil, maka ia merasa seperti gunung itu akan dijatuhkan kepadanya”. Maka dari itulah Rasululloh Shallallahu’alaihi wa sallam berpesan kepada kita setiap kita melakukan dosa-dosa kecil, langsung kita berbuat baik, agar dosa tersebut dihapuskan oleh Allah.

Yaa Allah, duhai pemilik Arsy yang Agung, aku memuji-Mu dengan pujian yang setinggi-tingginya. Tiada Ilah melainkah Engkau. Sesungguhnya aku adalah hamba dan Engkau adalah Tuhan. Sesungguhnya aku adalah Al Faqir, sedangkan Engkau adalah Al Ghaniyun Hamiid. Tiadalah pemilik antara timur dan barat kecuali Engkau. Engkaulah yang memberikan kami hidup, Engkaulah yang mengajarkan kepada kami Al Qur’an.

Yaa Allah, bulan Ramadhan sebentar lagi akan pergi meninggalkanku, sedangkan aku tidak merasa cukup atas sebulan yang Engkau berikan di bulan Ramadhan ini. Dosa-dosaku ibarat gunung Yaa Allah, dosa-dosaku ibarat lautan, dosa-dosaku ibarat buih di lautan, dosa-dosaku ibarat tujuh bumi. Ya Allah, aku adalah hamba-Mu yang dha’if. Banyak sekali waktuku terbuang sia-sia. Banyak sekali aku melupakan-Mu. Ya Allah, Engkau adalah cahaya, Engkau adalah pemberi petunjuk, maka tunjukillah kepadaku jalan yang lurus. Dan janganlah Engkau sesatkan diriku setelah Engkau berikan kepadaku petunjuk. Yaa Allah, hatiku kotor penuh noda, aku memohon kepada-Mu

Yaa Allah, bersihkan hatiku dengan salju, air, dan air es. Yaa Allah, Yaa Hayyu Yaa Qayyuum, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kesulitan yang amat sangat. Setelah Ramadhan lewat ini Yaa Allah, apakah aku masih bisa bersujud lagi kepada-Mu? Ataukah aku akan menjadi makanan tanah? Yaa Allah, apakah aku masih bisa menatap matahari di kala pagi? Ataukah ini adalah Ramadhan terakhirku?

Yaa Allah, terimalah amal-amalku, terimalah puasaku, sholatku dan ibadah-ibadahku. Yaa Allah, aku telah berusaha mencontoh nabi-Mu, mengikuti jejak-jejak rasul-Mu, mengikuti sunnah-sunnahnya. Yaa Allah, kalau amal-amalku ada yang jelek Yaa Allah, maka ampunilah aku. Yaa Allah yang Maha Pema’af, maafkanlah aku dan lindungilah aku dari kejelekan amal-amalku, lindungilah diriku dari kejahatan jiwa. Yaa Rabbi, lindungilah aku dari hatiku yang selalu mengajak kepada kejelekan. Lindungilah diriku yang terkadang tanpa pikir panjang mengikuti kata hatiku yang salah. Yaa Allah, sungguh Engkau Al Ghafuur, Ar Rahmaan dan Ar Rahiim. Ampunilah aku, Rahmatilah aku, dan sayangilah aku.

Yaa Allah, yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku ke dalam jalan agama ini. Dan jangan kau balikkan hatiku kepada kesesatan. Yaa Allah, lindungilah aku Ya Allah dari godaan syetan yang terkututk. Telah Engkau belenggu mereka di bulan ini, namun mereka akan Engkau lepas lagi setelah ini. Sesungguhnya tak kudapat melihat mereka, namun Engkau maha Melihat, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikannya, dari tiupan-tiupannya dan dari segala tipu muslihatnya.

Aku bersimpuh kepada-Mu Yaa Rabb, mungkin ini adalah sujudku yang terakhir, mungkin hari ini adalah hari-hariku yang terakhir, mungkin besok aku akan dimasukkan ke liang lahat, mungkin besok aku akan ditanyai oleh Malaikat penjaga alam kubur. Mungkin besok aku akan diperlihatkan apa yang akan aku dapatkan di akhirat nanti. Mungkin besok aku tidak bisa lagi mendengar adzan, mungkin besok aku tidak bisa lagi melihat apapun selain wajah malaikat maut.

Yaa Allah, ampunilah aku, terimalah amal-amalku, dan jadikanlah aku golongan orang-orang yang bertaqwa.

Break from the Pack

Tuesday, September 23, 2008


Colin Powell pernah mengatakan, “Pilih pertempuran Anda dengan sangat selektif, kemudian masuklah dengan kekuatan yang berlimpah.”

Kutipan ini saya ambil dari buku terbarunya Oren Harari, “Break from the Pack”. Isinya menceritakan tentang strategi bersaing perusahaan di tengah ekonomi peniruan yang ada saat ini. Isinya sangat berbobot, kombinasi yang cukup pas antara dunia intelektual dan praktis.
Namun saat ini, saya hanya ingin membahas aspek praktisnya saja.

Kalimat Colin Powell di atas menjadi pengantar dari Oren Harari ketika membahas tentang strategi untuk keluar dari kerumunan. Bentar...sebelum lanjut...sebetulnya kerumunan itu apa sih? Kerumunan adalah produk rata-rata. Contoh, dulu sebelum HP mulai booming, yang namanya counter HP jumlahnya sedikit sekali. Tapi sekarang bisa dikatakan setiap jarak 100 m kita sudah bisa mendapati ada 1 counter HP yang berdiri disana. Counter-counter HP itu adalah kerumunan, dan hanya counter HP yang bisa memberikan nilai lebih kepada konsumenlah yang akan bertahan keluar dari kerumunan.

Ok, intinya adalah kalimat dari Colin Powell ini merujuk pada pemilihan lahan bisnis yang selektif dan all out dalam menjalaninya. Masuk ke contoh kasus. Di AS, Whole Foods Market senilai $ 5 Milliar versus Kroger bernilai $ 60 Milliar. Ternyata Return on Asset-nya Whole Foods 70 kali lipat dari Kroger, sementara margin keuntungannya lebih besar 6 kali lipat. Mengapa perusahaan yang nilainya jauh dari Kroger bisa mendatangkan angka profitabilitas yang lebih tinggi? Whole Foods berfokus pada makanan alami. Kroger memang juga masuk di pasar ini, tetapi seluruh brand, keahlian, inovasi dan rantai makanan serta skala Kroger dibangun di sekitar segmen pasar ini. Ruang lingkupnya menjangkau sampai setiap perkebunan dan persiapan dari segala sesuatu dari mulai sayur-sayuran sampai ayam untuk memastikan bahwa label alami dan organik adalah autentik dan bukan sebagai cara dari pemasaran.

Contoh lain, Jet Blue dengan nilai $ 1,6 Milyar mengalahkan United Airlines dengan nilai $ 16,6 Milyar. Jet Blue berfokus pada rute yang dipilih dengan hati-hati dengan potensi keuntungan, perjalanan langsung dari titik ke titik, pesawat baru yang memerlukan sedikit perawatan, kompensasi dengan upah lebih rendah cuman dengan kepemilikan saham, kepemimpinan secara langsung (eksekutif bekerja di atas pesawat untuk dapat tetap bersentuhan dengan bisnis), karyawan yang tidak bergabung dengan serikat pekerja dan dapat melakukan berbagai macam pekerjaan, produktivitas tinggi, efisiensi dengan 70% tiket terjual via website, dan agen pemasaran yang bisa bekerja dari rumah. Efeknya sementara pertumbuhan Jet Blue mencapai 33% dalam setahun, United Airlines mengalami kerugian tahunan multimilliar dollar di tahun 2006.

Contoh kasus dalam negeri, Rumah Video. Secara terus terang, Rumah Video sempat keluar dari fokus awalnya, video. Contohnya RV sempat bermain-main di ranah website yang sebetulnya belum menjadi kompetensinya. Memang tawarannya menarik, demandnya juga besar, hanya saja untuk fase awalan, hal ini mengaburkan fokus dan konsentrasi, dan lumayan menyita waktu dan tenaga. Makanya dalam evaluasi tengah tahun kemarin, Rumah Video bertekad untuk kembali ke khittahnya, dengan kembali ke jalur per-video-an, terutama video dokumentasi dan video profile.

Ok, satu lagi aspek menarik yang ingin diceritakan dari buku ini adalah tips berikutnya, satukan tiap bagian untuk meraih tujuan puncak. Apa tujuan puncak dari suatu perusahaan berdiri? Mencari keuntungan sebesar-besarnya, menjadi pemimpin dalam industri, membangun sebuah reputasi handal. Setiap perusahaan seharusnya mempunyai tujuan yang lebih besar dari itu, yang dengan tujuan itu perusahaan mampu untuk memotivasi karyawannya untuk memberikan yang terbaik dalam aktivitas operasionalnya.

Ingat dengan slogan Microsoft, komputer dalam setiap rumah tangga. Dulu hal ini sesuatu yang masih dianggap muskil, bahkan oleh IBM sekalipun yang masih menganggap bahwa masa depan komputer adalah mainframe yang ukurannya besar, harganya mahal dan hanya digunakan oleh lingkungan perkantoran. Tapi lihat sekarang?

Coba lihat beberapa tujuan tertinggi produk/perusahaan berikut.
- Jamba Juice --> ”Untuk membantu kita hidup lebih sehat dan lebih seimbang, kehidupan yang lebih natural, dan kehidupan yang lebih bermanfaat.”
- Google --> ”Memanfaatkan, mengatur dan mengategorikan semua informasi di planet, sehingga setiap orang dapat dengan mudah mengaksesnya untuk kebutuhan yang unik dengan medium apa pun yang kita pilih, baik teks, audio maupun video.”
- Procter and Gamble --> ”Membantu orang-orang memecahkan setiap masalah yang ada di rumah.”
- TiVo --> “membebaskan waktu dan tenaga orang dengan memberi orang-orang pengendalian total melalui penglihatan mereka.”
- Starbucks --> “Menciptakan suatu tempat mengungsi bagi semua orang, tempat mereka dapat melarikan diri dari kemalangan dan kesengsaraan akibat kekacauan di dunia luar, suatu tempat yang aman dan tenang sehingga menjadi tempat ketiga bagi customer untuk menghabiskan waktu.”
- FedEx --> “Memberikan suatu rasa aman bagi masyarakat bahwa dokumen mereka akan dikirimkan pada orang tertentu pada hari berikutnya.”
- Cirque du Soleil --> “Menyalakan kembali emosi dan kepekaan orang dewasa dengan cara yang pernah mereka alami di masa kecil, tetapi tidak pernah mereka bayangkan terjadi di usia dewasa.”
- IKEA --> “Memberikan kehidupan sehari-hari yang lebih diperkaya dan lebih berkelas pada orang biasa.”
- Petakumpet* (diambil dari bukunya Mas Arief Budiman, Jualan Ide Segar)  ”Menikmati hidup yang luar biasa dengan terus menciptakan ide hebat.”
- Rumah Video --> Pilih option berikut.
o Menjadi perusahaan media audio visual yang profesional dan terkemuka di Jakarta, atau
o Memberikan kenikmatan yang luar biasa bagi masyarakat dan emosional yang sentimentil ketika menyaksikan cuplikan perjalanan hidup mereka tersaji di depan mata mereka, atau
o ………………………………. (monggo idenya……..)

Anyway, cukup sekian dahulu. Saya belum ingin menjanjikan tulisan ini ada lanjutannya atau tidak. Cukup dulu janjinya….

A Class with Drucker


Bisa dikatakan “A Class with Drucker” adalah buku yang dinanti-nanti oleh semua mahasiswa bisnis paruh waktu di dunia. Di dalamnya diceritakan materi-materi yang dibahas dalam perkuliahan kelas malam yang kebetulan sedang digeluti oleh penulisnya dan dengan lincahnya dikaitkan dengan praktek bisnis nyata di lapangan. Benar-benar sebuah masterpiece dari seorang William A. Cohen, PhD.

Coba kita lihat sebagian isinya.

Salah satu tips dari Drucker adalah bertanya. Jack Welch sendiri mengakui bahwa GE bisa tumbuh dari nilai pasar 12 milliar dollar pada 1981 menjadi 25 kali lipatnya saat ia keluar, salah satunya dipicu oleh 2 pertanyaan dari Drucker. Pertanyaannya adalah, ”Jika Anda belum siap di dunia bisnis, maukah Anda masuk ke dalamnya hari ini?”. Dan lalu diikuti dengan pertanyaan kedua yang lebih sulit, ”Lalu apa yang akan Anda lakukan?” Menurut Welch, pertanyaan-pertanyaan dari Drucker membuat dia kemudian melepaskan bisnis yang tidak menguntungkan dan melangsingkan GE hingga mencapai sukses luar biasa.

Drucker berkata seperti ini ketika ditanya tentang rahasia kesuksesan dirinya, ”Tidak ada rahasia. Anda hanya perlu mengajukan pertanyaan yang tepat. Ketidaktahuan itu bukan hal yang buruk jika kita tahu cara menggunakannya. Anda harus sering-sering melakukan pendekatan terhadap masalah dengan ketidaktahuan Anda, bukan apa yang Anda anggap Anda ketahui dari pengalaman masa lalu, karena tidak jarang, apa yang Anda anggap Anda ketahui ternyata salah.”

Salah satu saran Drucker yang lain adalah kuasai keahlian lain di luar bidang Anda untuk bisa menjadi pemimpin strategis. Salah satu medianya, adalah membaca, tidak cuman membaca aspek-aspek yang terkait dengan bisnis atau spesialisasi, akan tetapi juga membaca aspek-aspek di luar itu, mungkin olahraga, agama, politik, atau sastra. Selain itu, juga berinteraksi aktif dalam diskusi-diskusi dalam aspek-aspek itu.

Next, adalah menuliskannya. Menulis akan sangat susah dilakukan di awal. Namun seperti kata pepatah lama, Anda tidak akan benar-benar memahami sesuatu kecuali Anda menuliskannya. Well, jadi ingat sebenarnya sudah sekitar 2 bulanan blog ini tidak pernah diisi kembali. Saat ingin memulai lagi untuk mengisi blog ini jujur rasanya sulit sekali. Begitu dicoba, mulai terasa lagi unsur kakunya. Belum ada alur yang jelas antara premis, pertanyaan, pernyataan, bukti pendukung dan diakhiri dengan penutup premis. Segala sesuatunya mengalir apa adanya. Saya tidak ingin terpaku dengan gaya-gaya tertentu. Yah, jalani sajalah dulu.

Bersambung......

Rem dan Setir


Allah itu Maha Pencemburu....Dia akan sangat cemburu manakala manusia terlampau terlena dengan urusan duniawinya dan melupakan akan Sosok Sang Penciptanya…

Belasan hari yang dilalui belakangan ini adalah termasuk bulan yang mulia. Ramadhan telah tiba, saat ini bahkan akan segera meninggalkan kita. 10 hari terakhir di bulan ini sudah tiba. Maka saatnya memasang sabuk takwa dan menegakkan kursi iman. Ada beberapa hal yang terjadi belakangan, tapi tarik nafas dalam-dalam, lafaskan kembali niat bahwa hidup di dunia sesungguhnya adalah dalam rangka beribadah kepada-Nya, tenangkan hati dan pikiran.

Sekedar flashback beberapa hari sebelumnya...........

Minggu, 31 Agustus 2008, 02:32 WIB

Ide…ide…entah kenapa ketika dibutuhkan seakan otak ini buntu, jumud, tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan setelahnya….

Back to beberapa minggu terakhir…

Entah kenapa berakhirnya perkuliahan trimester lalu bukan berarti bahwa hidup akan semakin mudah. Berakhirnya fase kemarin adalah pembukaan untuk sebuah fase baru yang lebih menantang. Fase itu adalah fase tugas akhir, dengan frekuensi pekerjaan yang mendadak berakselerasi kuat.

Sebuah episode pekerjaan kali ini memang beda. Dari sisi sifat, tanggung jawab, target, tekanan dan juga banyaknya waktu yang harus dihabiskan untuk sekedar bernafas lega. Its challenging actually. Tapi sekali lagi, it takes a lot of time and energy from me.

Kata orang, pengalaman merupakan metode pembelajaran yang paling efektif. And that’s what I am doing right now. Takes a lot of experience. But am I absorb much from that learning?

Something I have to concern about. Memasang pedal gas yang tinggi memang akan mempercepat seseorang untuk sampai ke tujuannya. Hanya saja, sekedar mengandalkan gas tanpa rem dan setir malah bisa jadi akan membuat arah kita menjadi melenceng dari tujuan semula.

Rem...take a break for a minute…

That’s why I choose photograph right now for a kind of taking a break. Its fun, enjoyable, and rilex. I am a newbie, and still have to learn much for it. Mine is Canon 400D, lens 18-55mm and 55-200mm. Simple. Don’t have to buy a new one for all of it. Borrowing my friend’s tripod, I enjoy taking picture of Kampung Daun Lembang and Ampera Bridge Palembang..

What next ??

Well, flying fox and outbound at Cikole Lembang maybe one of it. Its sporty and fun. Moreover, the shot was taken by Rumah Video. The good thing, it makes me realize that I often forgot about taking a regular sport. Before, there was futsal every Friday night after school. But, after school taking a break, there was no regular one. Push up, maybe I have to think it again.

Oke...rem saja ternyata tidak cukup. Kemanakah setirnya?

Taking a break should not makes me forgot about what I have to finish.

And here I am now. Mencoba untuk menyusun kembali sebuah rute perjalanan di tengah heningnya sebuah dinihari. Target dan prioritas coba direkapitulasi kembali. Coba lagi melihat dimana tujuan akhirnya. Dan mencari ide jalan terbaik untuk menggapainya.

Actually its not that easy. Lebih mudah untuk sekedar menekan gas, bekerja keras, dan melupakan rem dan setir. Bekerja cerdas, terus terang jauh lebih sulit. Mungkin itu yang membuat banyak orang akhirnya enggan melakukannya. Dan harus kuakui, itu salah satu kelemahanku saat ini.

Times up for just think. Segala sesuatunya berjalan sesuai kehendak Yang Di Atas. Saat ini, aku hanya ingin mengambil air wudhu, mencoba menghadap-Nya sesaat, mengucap syukur atas semua nikmat-Nya, dan meminta petunjuk akan ke depannya seperti apa.

Enough for high speed right now. Enjoy the brake and the stir…

*Alhamdulillah hari itu sang adik, akhirnya resmi menjadi seorang dokter, dengan UI sebagai almameternya*

Showreel Rumah Video

Testimonial tentang Audio Visual



Abu Sangkan – Trainer “Shalat Khusyu”
“Peran media audio visual sangat efektif dalam penyampaian da’wah-da’wah saya.”

Adha Muawiyah – Line Producer “Sinemart”
“ Video Company Profile sangat efektif dan efisien untuk memperkenalkan citra perusahaan kita lebih cepat. Klien maupun investor dapat lebih jelas mengetahui apa yang dia inginkan atau tuju pada perusahaan kita.”

Wuryanano – CEO PT Swastika Prima International, Direktur Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College, Founder Super Mind Power Training, Penulis Buku Best Seller
“Dengan memiliki perangkat bisnis pada media Audio Visual ini, maka akan semakin meningkatkan performa bisnis dan perusahaan kita. Produk dan jasa kita pasti semakin bagus dalam pelayanan dan kualitasnya.”

Hidayatullah – Direktur PT Selaras Inti Prima Indonesia
“Media audio visual yang sangat efektif dalam membantu kinerja marketing kami, serta menjadi added value tersendiri untuk perusahaan kami.”

Note :
Alhamdulillah, materi untuk casing CD Showreel Rumah Video sudah selesai. CD ini sendiri berisikan portofolio produk-produk yang pernah kami hasilkan, mulai dari Video dokumentasi, Video profile, CD interaktif, Website, Clip&Commercial, Video Promo.Semoga bisa menjadi salah satu wahana untuk beramal lebih bagi kami. Terima kasih sebesar-besarnya kami haturkan untuk semua pihak yang dengan sukarela telah memberikan testimonialnya. Hanya Allah jualah yang bisa membalas-Nya.